
Maurizio Sarri, pelatih asal Italia yang dikenal dengan filosofi “Sarriball”-nya, mengaku menyesal meninggalkan Chelsea demi kembali melatih Juventus.
Hal ini diungkapkannya dalam sesi wawancara terbaru dengan Sun Sport, di mana ia menyadari keputusannya untuk meninggalkan Stamford Bridge pada 2019 adalah sebuah kesalahan.
Satu Musim yang Berkesan di Chelsea
Sarri membesut Chelsea hanya selama Satu musim, yakni pada 2018-19. Meski singkat, masa jabatannya di Inggris cukup sukses.
Ia berhasil mengantarkan The Blues meraih gelar Liga Europa, trofi pertama dalam karier kepelatihannya.
Namun, di balik keberhasilan tersebut, situasi internal Chelsea saat itu penuh ketidakpastian.
Pemilik klub, Roman Abramovich, dilarang memasuki Inggris karena masalah visanya, dan tidak ada direktur olahraga yang menjadi penghubung jelas dalam pengelolaan klub.
“Saya hanya berkomunikasi dengan Marina (Granovskaia). Situasinya tidak terlalu jelas, dan saya merasa khawatir,” ungkap Sarri.
Alasan Kembali ke Italia
Rasa frustrasi atas ketidakpastian di Chelsea membuat Sarri memutuskan untuk kembali ke Italia. Juventus, yang kala itu membutuhkan pelatih baru, memanfaatkan situasinya di Chelsea, dan membayar kompensasi kepada The Blues untuk membebaskan Sarri dari kontraknya.
“Saya bisa saja bertahan di Chelsea,”
“Saya meminta Marina apakah mungkin kembali ke Italia, dan Juventus setuju untuk membayar kompensasi,”
“Tapi sejujurnya, melihat ke belakang, itu adalah kesalahan. Saya seharusnya tetap di Chelsea,” ujar Sarri.
Membantah Kritik di Premier League
Banyak yang menganggap gaya permainan Sarri tidak cocok dengan Premier League, tetapi ia membantahnya.
“Kami finis di posisi ketiga di klasemen Liga Primer, mencapai final Carabao Cup, dan memenangkan Liga Europa. Jika Chelsea bisa masuk Empat besar, berarti gaya sepak bola saya cukup sesuai,” tegasnya.
Ia juga menyebut bahwa beberapa kekalahan besar, seperti melawan Manchester City dan Bournemouth, mungkin memengaruhi opini penggemar, tetapi tidak mencerminkan keseluruhan musim.
“Tentu saja terkadang ada Dua atau Tiga bencana, seperti di Manchester melawan City, seperti di Bournemouth,”
“Mungkin bencana di Manchester dan Bournemouth membuat para penggemar tidak senang dengan situasi dan gaya bermain saya. Tetapi saya pikir itu hanya perasaan selama beberapa bulan, tidak lebih.”
Leave a Reply