
Juventus berada dalam sorotan setelah performa pertahanan mereka menunjukkan penurunan signifikan.
Jika di awal musim lini belakang Bianconeri menjadi salah Satu yang terbaik di Serie A, namun belakangan ini tren tersebut berubah drastis.
Dari Kokoh Menjadi Rawan
Di awal musim ini, Juventus tampil solid di sektor pertahanan. Tim asuhan Thiago Motta bahkan mencatatkan Enam clean sheet berturut-turut di Serie A, membuktikan kekuatan mereka dalam menghalau serangan lawan.
Namun, dalam Tiga pertandingan terakhir Serie A, Juventus justru kebobolan di setiap laga.
Hasil imbang 2-2 melawan Venezia menjadi contoh terbaru bagaimana lini pertahanan Bianconeri mulai kehilangan kestabilannya.
Menurut data, ini adalah kali pertama Juventus kebobolan dalam Tiga laga Serie A berturut-turut di bawah Thiago Motta, sebuah statistik yang mencerminkan adanya celah dalam sistem pertahanan tim.
Apa yang Salah?
Penurunan performa ini memunculkan pertanyaan besar mengenai apa yang salah di lini belakang Juventus.
- Cedera Pemain
Absennya beberapa bek kunci seperti Gleison Bremer dan Juan Cabal membuat lini belakang Juventus kehilangan keseimbangan. Rotasi pemain yang dilakukan untuk mengisi kekosongan belum memberikan hasil maksimal. - Kurangnya Konsentrasi
Kesalahan individu juga bisa menjadi faktor signifikan. Gol-gol yang diderita Juventus belakangan ini sering kali berawal dari momen-momen kurang fokus, terutama di menit-menit krusial. - Pendekatan Taktis yang Belum Optimal
Thiago Motta mungkin perlu meninjau kembali pendekatan taktisnya, terutama dalam menghadapi tim yang menyerang dengan intensitas tinggi.
Dampak Pada Posisi di Klasemen
Serangkaian hasil imbang, ditambah dengan menurunnya performa lini pertahanan, mulai memengaruhi posisi Juventus di klasemen.
Saat ini, mereka tertinggal sembilan poin dari pemuncak klasemen, Atalanta. Dengan sepuluh hasil imbang dan hanya Enam kemenangan sejauh musim ini, Bianconeri menghadapi tantangan besar untuk kembali ke jalur kemenangan.
Leave a Reply