
Jurnalis ternama Italia, Paolo Condò memberikan evaluasi terhadap performa klub-klub besar Serie A pada paruh pertama musim 2024-25 ini alias girone d’andata, melalui kolomnya di Corriere della Sera via JuventusNews24.com.
Di antara klub-klub Serie A yang dievaluasi, performa Juventus di bawah asuhan Thiago Motta mendapatkan rating 5,5, sebuah nilai yang mencerminkan ketidakpuasan atas perjalanan tim sejauh musim ini.
Juventus: Revolusi yang Setengah-Setengah
Condò menggambarkan era Thiago Motta di Juventus sebagai sebuah “revolusi dengan cahaya yang terputus-putus.”
Dalam analisanya, ia menyebut bahwa proyek Motta memang memiliki momen-momen yang menjanjikan, tetapi kurang konsistensi untuk disebut sukses.
“Rating Juventus 5.5. Revolusi Motta adalah sebuah mercusuar yang menyala dan padam, hanya menerangi jalan di beberapa titik,” tulis Condò.
Nilai 5,5 yang diberikan kepada Juventus menunjukkan bahwa tim ini belum mampu memenuhi ekspektasi.
Meski ada beberapa pertandingan dengan performa baik, Bianconeri dianggap belum memiliki identitas yang jelas di bawah pelatih baru mereka.
Perbandingan dengan Klub Lain
Dalam evaluasinya, Condò juga memberikan nilai kepada beberapa klub besar lainnya di Serie A, menempatkan Juventus di peringkat bawah dibandingkan pesaingnya:
- Inter (7,5): Meski memiliki satu “lubang hitam” dalam performa mereka di Riad, Inter dinilai sebagai tim dengan ambisi besar.
- Atalanta (7,5): Mengukir sejarah dengan paruh musim terbaik mereka, termasuk prestasi internasional yang hanya dihentikan oleh Real Madrid.
- Napoli (7): Menghadapi tantangan besar di laga kandang melawan tim-tim besar di paruh kedua musim, tetapi performa tetap stabil.
- Lazio (7): Meskipun hasil akhir kurang memuaskan, permainan mereka tetap dinilai positif.
- Milan (6,5): Campuran antara kekecewaan di liga domestik dan keberhasilan di kompetisi lain menjadikan evaluasinya sulit.
Apa yang Salah dengan Juventus?
Juventus di bawah Thiago Motta menghadapi berbagai tantangan, mulai dari transisi taktik hingga inkonsistensi pemain kunci. Berikut beberapa poin utama yang menjadi sorotan:
- Kurangnya Identitas Taktis: Motta belum berhasil membangun gaya bermain yang jelas, sehingga performa tim terlihat fluktuatif.
- Minimnya Produktivitas: Lini serang Juventus sering kesulitan mencetak gol, terutama dalam pertandingan melawan tim-tim besar.
- Masalah Cedera: Cedera sejumlah pemain kunci telah mengganggu keseimbangan tim.
Dengan nilai 5,5, Juventus berada di bawah ekspektasi sebagai salah satu raksasa Serie A.
Namun, musim masih panjang, dan Thiago Motta memiliki kesempatan untuk memperbaiki situasi di paruh kedua musim.
Leave a Reply