
Pelatih Como, Cesc Fabregas tidak bisa menahan amarahnya usai kekalahan 1-2 timnya dari Juventus pada pekan ke-24 Serie A 2024-25, Sabtu (8/2/2025) dini hari WIB.
Fabregas merasa timnya dirugikan oleh VAR dan keputusan wasit yang kontroversial, terutama insiden penalti yang tidak diberikan meski tampak jelas.
“Ketika VAR meninjau kejadian itu dan tetap tidak memberi penalti, saya mulai ragu. Inilah yang membuat VAR menjadi buruk untuk sepak bola,” ucap Fabregas kepada Sky Sport Italia, seperti dikutip dari Football-Italia.
Kekalahan yang Tidak Adil
Kekalahan di tangan Juventus merupakan kekalahan ketiga berturut-turut bagi Como. Namun, sekali lagi, performa Como sebenarnya layak mendapatkan lebih dari sekadar kekosongan poin.
Randal Kolo Muani membuka skor dengan aksi solo yang luar biasa, meski itu datang dari skenario yang tidak diduga.
Namun, Como sempat menyamakan kedudukan menjadi 1-1 di akhir babak pertama melalui Assane Diao, yang memanfaatkan sundulan bebas di depan gawang.
“Saya puas dengan performa tim. Kami bermain sangat baik selama 60 menit dan tidak pantas kalah,” kata Fabregas.
“Ada peningkatan dibandingkan pertandingan melawan Milan dan Atalanta, tetapi ada hal-hal di lapangan yang tidak bisa kamu lawan. Itu membuat situasi menjadi sulit,”
Insiden Penalti yang Mengundang Amarah
Fabregas merujuk pada insiden kontroversial di babak kedua, di mana Federico Gatti menurutnya menyentuh bola dengan tangannya di kotak penalti.
Namun, setelah tinjauan VAR, wasit tidak memberikan penalti untuk Como. Tidak lama kemudian, Jean Butez malah dihukum karena pelanggarannya terhadap Gatti, dan Kolo Muani sukses mengeksekusi penalti tersebut untuk membawa Juventus unggul 2-1.
Ketika Fabregas diperlihatkan tayangan ulang insiden tersebut, sang juru taktik pun langsung kehilangan ketenangannya.
“Itu jelas penalti. Douvikas mengendalikannya dengan dadanya dan tanpa sentuhan dari tangan, ia melaju bebas ke gawang, peluang luar biasa untuk memenangkan pertandingan,”
Rentetan Keputusan Kontroversial
Fabregas tidak hanya menyoroti insiden melawan Juventus, tetapi juga mengungkit berbagai keputusan yang menurutnya merugikan Como di sepanjang musim ini:
- “Lawan Lazio, tackle keras Gigot terhadap Nico Paz tidak diberi kartu, sementara pemain kami cedera tiga pertandingan,”
- “Melawan Milan, kami jelas dilanggar di lini tengah, tetapi wasit membiarkan permainan berjalan hingga Milan mencetak gol dari sepak pojok,”
- “Lawan Udinese, Edoardo Goldaniga tidak menyentuh lawan, tapi tetap mendapat kartu kuning kedua dan diusir.”
“Saya bukan berbicara untuk diri sendiri, tetapi demi Como, klub ini, dan kota ini. Saya tahu ini tempat kecil, tetapi saya harus membela Como,” tegas Fabregas.
Fabregas Meragukan Konsistensi VAR
Fabregas secara terbuka mempertanyakan konsistensi penggunaan VAR.
“Saya tidak menyerang sepak bola Italia, tetapi sepak bola secara umum. Kita perlu kejelasan apakah itu penalti atau bukan? Karena inkonsistensi seperti ini yang membuat VAR terlihat buruk,”
“Saya percaya pada VAR ketika digunakan dengan benar. Namun, jika seperti ini terus, sulit untuk tetap percaya,”
“Kami hanya meminta keadilan. Saya harap ke depan sepak bola menjadi lebih jujur dan jelas. Itu yang terbaik untuk semua.”
Leave a Reply