
Mantan pelatih Juventus, Fabio Capello menilai bahwa direktur klub, Cristiano Giuntoli sebagai sosok yang harus bertanggung jawab atas kegagalan Bianconeri pada musim 2024-25 ini.
Namun, ia juga melihat sisi positif dengan menyebut Thiago Motta akhirnya menyadari kelemahan utama dalam taktiknya.
Capello: “Juventus Kehilangan Grit dan Determinasi”
Juventus masih merasakan luka akibat kekalahan mengejutkan dari Empoli di perempat final Coppa Italia. Kekalahan 3-5 lewat adu penalti itu semakin menegaskan performa inkonsisten tim asuhan Motta musim ini.
Dalam wawancara dengan Sky Sport Italia, Capello tak ragu melontarkan kritik tajam.
“Juventus membiarkan Empoli menyerang sesuka hati. Tidak ada grit, determinasi, keinginan, atau kualitas. Mereka mengingatkan saya pada Milan yang juga kehilangan identitasnya,” ujar Capello.
Capello juga menyoroti keputusan Juventus yang menjual Federico Chiesa, salah satu pemain yang mampu mengangkat moral tim di momen-momen sulit.
“Juventus memulai musim dengan meninggalkan pemain-pemain kunci. Chiesa adalah salah satu yang mampu menghadirkan momen-momen brilian, tetapi mereka memilih mengubah segalanya dalam upaya memenangkan Scudetto dalam tiga tahun,” tambahnya.
Motta dan Kesadaran Baru soal Ball Possession
Motta selama ini dikenal dengan gaya permainan berbasis penguasaan bola, tetapi Capello melihat perubahan pendekatan setelah sang pelatih menyadari bahwa pendekatan tersebut tidak efektif di Juventus.
“Motta biasanya mengandalkan ball possession, tetapi saya dengar ia frustrasi dengan Gatti karena ia menginginkan umpan vertikal. Ia akhirnya sadar bahwa penguasaan bola yang steril di area pertahanan dan backpass ke kiper tidak memberikan hasil seperti di Bologna,” kata Capello.
Juventus kerap kesulitan saat menghadapi lawan yang bermain lebih cepat dan agresif. Hal ini menurut Capello adalah bukti bahwa tim belum siap bersaing di level tertinggi.
Giuntoli dalam Sorotan: “Kesalahan Manajemen Juventus”
Capello menilai Giuntoli harus ikut bertanggung jawab atas kegagalan Juventus musim ini.
“Banyak yang membicarakan Motta, tetapi Giuntoli juga harus bertanggung jawab. Saya selalu tahu pemain seperti apa yang bisa sukses di klub besar seperti Real Madrid, Milan, atau Roma. Juventus tampaknya belum memahami hal ini,” kritik Capello.
Menurutnya, Juventus menghabiskan banyak uang tetapi tidak menggunakannya dengan bijak.
“Mereka memiliki pemain bagus, tetapi tidak ada yang benar-benar bisa membuat perbedaan,” tegasnya.
Vlahovic dan Krisis Kepercayaan Diri
Dusan Vlahovic menjadi sorotan setelah gagal mengeksekusi penalti melawan Empoli. Capello percaya bahwa striker Serbia itu tengah mengalami krisis kepercayaan diri.
“Ketika seorang pemain merasa tidak dipercaya oleh pelatihnya, itu akan sangat memengaruhi performanya. Saya melihatnya kehilangan kendali bola dalam satu momen, dan sejak saat itu, rasa percaya dirinya hilang. Itu juga terlihat dari penalti yang gagal,” jelas Capello.
Ia juga menilai bahwa Juventus perlu lebih mengisi kotak penalti dengan pemain-pemain yang siap menyambut umpan.
Fokus ke Liga Champions, Persaingan Sengit di Zona Empat Besar
Dengan tersingkirnya Juventus dari Coppa Italia dan Liga Champions, satu-satunya target realistis yang tersisa musim ini adalah mengamankan posisi di empat besar Serie A.
“Dua setengah tiket Liga Champions sudah hampir pasti terisi, dan kini persaingan tinggal untuk posisi keempat. Juventus harus fokus penuh dalam setiap pertandingan jika tidak ingin kehilangan tempat di Liga Champions musim depan,” pungkas Capello.
Dengan situasi yang semakin sulit, Juventus wajib bangkit jika ingin menghindari musim yang benar-benar gagal. Laga melawan Hellas Verona pekan depan bisa menjadi awal dari perubahan atau justru memperdalam krisis yang sedang mereka hadapi.
Leave a Reply