
Juventus sedang berada dalam sorotan setelah tersingkir dari Coppa Italia di tangan Empoli, membuat Serie A menjadi satu-satunya kompetisi yang bisa mereka perjuangkan hingga akhir musim sebelum tampil di Club World Cup.
Dalam situasi yang penuh tekanan ini, Fabio Capello, mantan pelatih Juventus, memberikan analisis tajam terhadap kepemimpinan Thiago Motta.
Menurutnya, Motta harus mengambil lebih banyak risiko agar Juventus bisa lebih kompetitif dan tidak kehilangan poin akibat permainan yang terlalu prediktif.
Juventus Terlalu Rentan dan Kehilangan Keseimbangan
Dalam kolomnya di Gazzetta dello Sport, Capello mengkritik Juventus yang terlalu mudah diserang balik oleh lawan.
Saat menghadapi Empoli, ia menyoroti bagaimana Juve sering kali kesulitan meredam serangan lawan dan membiarkan mereka melepaskan tembakan dengan mudah.
“Jika mempertimbangkan semua hal, Empoli terbukti menjadi tim yang lebih berbahaya, sementara Juve berulang kali mengalami serangan balik, yang memungkinkan lawan mereka melepaskan tembakan tanpa terlalu banyak kesulitan,” tulis Capello.
“Ini menyoroti masalah yang belum bisa diselesaikan oleh Motta: Juventus kurang keseimbangan, sehingga terlalu rentan,” tulis Capello.
Motta sebenarnya mencoba mengubah pendekatan dengan mempercepat permainan dan bermain lebih vertikal, tetapi Capello menilai perubahan ini terlalu terlambat dilakukan.
Permainan Juventus Terlalu Pasif dan Mudah Ditebak
Capello juga membandingkan situasi Motta saat ini dengan saat ia membawa Bologna ke Liga Champions musim lalu.
Menurutnya, di Juventus, lawan lebih sering bermain bertahan, sehingga pendekatan berbasis penguasaan bola menjadi kurang efektif jika dilakukan tanpa agresivitas yang cukup.
“Sulit menembus pertahanan lawan dengan gaya permainan berbasis penguasaan bola yang terlalu pasif. Juventus harus mengambil lebih banyak risiko dan menjadi lebih tidak terduga,” lanjut Capello.
Buktinya? Juventus sudah mencatatkan 13 hasil imbang di Serie A musim ini, dan banyak dari laga tersebut diwarnai oleh permainan yang terlalu berhati-hati.
Juventus Butuh Mentalitas Baru
Selain menyalahkan Motta, Capello juga menyoroti peran manajemen klub. Keputusan menjual Federico Chiesa dan Danilo membuat Juventus kehilangan dua sosok pemimpin di lapangan.
Menurutnya, perubahan mentalitas adalah hal krusial, dan di sinilah peran Motta sebagai pelatih benar-benar diuji.
“Menjaga motivasi pemain tetap tinggi, terutama setelah kegagalan di Liga Champions, sangat penting. Pertandingan besar memang selalu mendatangkan motivasi sendiri, tapi tantangan sejati adalah tetap fokus dalam laga-laga melawan tim yang lebih lemah,” tegas Capello.
Juventus tak bisa hanya bergantung pada motivasi spontan. Kepemimpinan Motta akan menentukan apakah mereka bisa bangkit atau kembali kehilangan poin di pertandingan berikutnya.
Motta Harus Mengambil Langkah Berani
Menjelang laga krusial melawan Hellas Verona, Juventus harus menunjukkan perubahan. Jika Motta tidak segera menyesuaikan pendekatan taktisnya, bukan tidak mungkin posisinya akan semakin terancam di akhir musim.
Banyak yang berharap Juventus bisa kembali ke jalur kemenangan dan mengamankan posisi di empat besar Serie A. Namun, tanpa keberanian mengambil risiko, Motta mungkin tak akan bertahan lama di Turin.
Leave a Reply