
Pelatih Juventus, Thiago Motta, menegaskan bahwa kekalahan memalukan 0-4 dari Atalanta di kandang sendiri pada laga pekan ke-28 Serie A 2024-25 tidak berada pada level yang sama dengan tersingkirnya Juventus dari Coppa Italia oleh Empoli.
Oleh karena itu, ia merasa tidak perlu meminta maaf kepada para penggemar.
Dalam pertandingan ini, Mateo Retegui membuka keunggulan Atalanta lewat eksekusi penalti, sebelum Marten de Roon, Davide Zappacosta, dan Ademola Lookman mempermalukan lini pertahanan Juventus dengan skor telak.
Setengah dari penonton di Allianz Stadium memilih meninggalkan stadion setelah gol keempat La Dea tercipta, sementara yang bertahan tetap melontarkan hinaan kepada tim mereka sendiri.
Thiago Motta Analisis Kekalahan Juventus
“Saya pikir kami memulai pertandingan dengan memahami bahwa ini akan menjadi laga yang rumit, menghadapi tim yang siap mengeksploitasi kesalahan kami,” ujar Thiago Motta kepada DAZN, dikutip dari Football-Italia.
“Setelah penalti, tanpa membahas apakah itu keputusan yang tepat atau tidak, itu adalah momen yang menyakitkan bagi kami. Kami adalah tim yang masih muda dan mencoba menyerang untuk membalikkan keadaan, tetapi itu malah membuka celah di lini belakang,”
“Kami mengalami kesulitan secara psikologis setelah gol pertama dan menjadi tidak seimbang, memberikan lebih banyak ruang bagi pemain cepat seperti Lookman dan para wing-back mereka. Setelah kekalahan seperti ini, kami merasa sedih dan kecewa, tetapi setidaknya setelah ini tidak akan ada lagi pembicaraan soal Scudetto,”
Juventus Gagal Mengimbangi Atalanta
Meskipun Juventus memiliki penguasaan bola lebih banyak, perbedaan signifikan dalam catatan Expected Goals (xG) dan hasil akhir 4-0 menunjukkan betapa dominannya Atalanta dalam laga ini.
Sebelumnya, kedua tim bermain imbang 1-1 di Bergamo pada Januari lalu, namun kali ini pertandingan berlangsung dengan dinamika yang sangat berbeda.
“Itu adalah pertandingan yang sama sekali berbeda dibandingkan dengan yang terjadi di Bergamo. Saat itu, Atalanta bermain lebih menyerang dan menekan kami. Kali ini, setelah gol pertama, kami mencoba untuk menekan mereka tetapi malah membuat lebih banyak kesalahan yang mempermudah tim dengan serangan balik cepat seperti mereka,” lanjut Motta.
“Kami sudah menyadari ini sebelum pertandingan, itulah mengapa saya merasa sayang sekali bahwa gol pertama datang dari penalti yang menurut saya bisa diperdebatkan. Kami kehilangan keseimbangan dan itu menjadi keuntungan bagi mereka,”
Kekalahan Terburuk Juventus dalam Puluhan Tahun
Juventus belum pernah mengalami kekalahan di kandang sendiri dengan selisih Empat gol di Serie A sejak Oktober 1967, ketika mereka kalah 4-0 dalam Derby della Mole melawan Torino.
Meskipun banyak yang menganggap ini lebih buruk daripada tersingkirnya Juve di Coppa Italia melawan Empoli, Thiago Motta tidak sepakat.
“Ini adalah kekalahan yang tentu tidak kami sukai, tetapi saya tidak menempatkannya pada level yang sama dengan kekalahan dari Empoli. Itu adalah dua situasi yang berbeda. Kami memulai pertandingan dengan baik, tetapi setelah penalti, segalanya berubah,” tegas Motta.
“Kami harus bisa menjaga keseimbangan, dan kami gagal melakukannya. Itu sebagian karena kurangnya pengalaman di dalam tim.”
Leave a Reply