
Pemecatan Thiago Motta dari kursi pelatih Juventus semakin menempatkan direktur olahraga, Cristiano Giuntoli di bawah tekanan besar.
Giuntoli kini menjadi sorotan karena bertanggung jawab atas pemilihan pelatih serta investasi lebih dari €200 juta dalam perekrutan pemain yang sebagian besar gagal memenuhi ekspektasi.
Keputusan Transfer yang Dipertanyakan
Saat merekrut Motta pada musim panas lalu, Giuntoli berharap bisa memulai proyek baru dengan gaya bermain yang lebih atraktif.
Namun, hasil yang mengecewakan dan hubungan buruk Motta dengan beberapa pemain membuatnya didepak lebih cepat dari yang diperkirakan.
Meski demikian, kegagalan Juventus musim ini tidak hanya disebabkan oleh Motta, tetapi juga keputusan-keputusan transfer yang dibuat bersama Giuntoli.
Beberapa nama besar seperti Wojciech Szczęsny dan Federico Chiesa dilepas pada musim panas, sementara Nicolo Fagioli dan Danilo juga hengkang di bursa transfer musim dingin lalu.
Salah satu keputusan yang paling disorot adalah penjualan Dean Huijsen ke Bournemouth hanya dengan harga €15 juta.
Kini, bek muda tersebut bersinar bersama timnya dan Timnas Spanyol, sementara Juventus justru harus mengeluarkan jumlah yang hampir sama untuk mendatangkan Lloyd Kelly sebagai pengganti Gleison Bremer yang cedera.
Di sisi lain, Dua rekrutan mahal Juventus, Teun Koopmeiners dan Nico Gonzalez belum menunjukkan performa yang sepadan dengan harga mereka. Hal ini semakin memperumit situasi yang dihadapi Giuntoli.
Kritik dari Media dan Mantan Pemain
Dalam beberapa hari terakhir, berbagai media Italia terus mengkritik keputusan-keputusan Giuntoli. Mantan pemain Juventus, Massimo Mauro, bahkan menilai bahwa direktur olahraga tersebut memiliki kekuasaan yang terlalu besar di klub.
Gazzetta dello Sport menulis bahwa Giuntoli kini harus “berjuang mencari solusi setelah serangkaian keputusan buruk yang pada akhirnya berkontribusi terhadap kegagalan di semua lini.
Oleh karena itu, mantan direktur Napoli ini juga turut bertanggung jawab atas krisis yang sedang dialami Juventus.”
Dengan tekanan yang semakin meningkat, masa depan Giuntoli di Allianz Stadium pun menjadi tanda tanya besar.
Jika Juventus tidak segera bangkit, bukan tidak mungkin dia akan menjadi korban berikutnya dari kekacauan yang terjadi di dalam klub.
Leave a Reply