
Ketika Randal Kolo Muani tiba di Juventus pada bursa transfer Januari lalu, dengan harapan besar langsung menyertainya.
Dalam sekejap, ia tampak seperti jawaban atas permasalahan lini depan Juventus, seorang striker dinamis, cepat, dan haus gol.
Namun hanya dalam hitungan pekan, euforia itu memudar. Kini, penyerang asal Prancis tersebut tengah terjebak dalam penurunan performa tajam yang membuat banyak pihak bertanya-tanya: Apa yang salah? Siapa yang bertanggung jawab?
Start Gemilang yang Memupuk Ekspektasi
Kolo Muani mencetak 5 gol dalam 3 laga pertamanya bersama Juventus di Serie A. Penampilan tersebut bukan hanya membuat fans jatuh hati, tapi juga menimbulkan keyakinan bahwa ia bisa menjadi suksesor ideal Dusan Vlahović, yang kemungkinan besar akan hengkang akhir musim ini akibat kebuntuan dalam negosiasi kontrak.
Dalam periode itu, segalanya terlihat sempurna: positioning yang cerdas, penyelesaian akhir yang tajam, dan chemistry cepat dengan lini serang Juve.
Namun, Apa yang Terjadi Setelahnya?
Yang terjadi kemudian adalah kontras yang mengejutkan. Kolo Muani gagal mencetak gol dalam 10 pertandingan terakhir, dan hanya menyumbangkan 2 assist.
Situasinya makin rumit ketika pelatih baru, Igor Tudor, tak memberinya satu menit pun saat melawan Genoa.
Penurunan performa ini bukan hanya statistik, tetapi juga soal gestur tubuh, kepercayaan diri, dan minimnya kontribusi di lapangan.
Inilah 3 Faktor Utama Penurunan Performa Kolo Muani
1. Inkonsistensi yang Sudah Terlihat di PSG
Sebelum berseragam Bianconeri, Kolo Muani sudah dikenal sebagai pemain dengan potensi besar tapi tidak stabil. Di PSG, ia kerap memulai musim dengan baik, namun gagal menjaga level performa di tengah tekanan kompetisi dan ekspektasi tinggi.
2. Tuntutan Sistem Permainan
Di bawah Thiago Motta, Kolo Muani mendapat ruang bebas untuk mengeksplorasi, namun sistem itu menuntut peran dua arah: menyerang dan bertahan.
Sementara di bawah Tudor, ia harus menyesuaikan diri lagi dengan skema baru yang lebih vertikal, membuatnya kesulitan menemukan ritme dan peran yang pas.
3. Masalah Internal dan Mental
Ketika ekspektasi tinggi bertemu realita keras Serie A, hanya pemain dengan mental baja dan daya adaptasi tinggi yang bisa bertahan.
Ketidakmampuannya menjaga fokus dan intensitas di tiap laga memperparah keadaan. Tidak ada indikasi cedera, jadi alasan terbesar tampaknya bersifat psikologis dan teknis.
Siapa yang Patut Disalahkan?
Manajemen Juventus telah memberikan panggung dan kepercayaan. Bahkan fans bersorak saat debutnya. Namun jika ia gagal meyakinkan klub untuk mempermanenkan statusnya dari PSG, itu semata karena inkonsistensinya sendiri.
Apa yang Harus Dilakukan Juventus?
Dengan Vlahović yang diperkirakan hengkang, Juventus harus melakukan evaluasi menyeluruh terhadap lini depan. Mereka butuh striker yang tidak hanya bersinar sesaat, tetapi konsisten dan mampu tampil dalam tekanan.
Kolo Muani masih punya waktu untuk bangkit tapi waktunya semakin menipis.
Leave a Reply