
Mantan pelatih legendaris, Fabio Capello, melontarkan pendapat tajam soal skuat Juventus dan Roma saat ini jelang pertemuan kedua tim di Stadio Olimpico pada pekan ke-31 Serie A 2024-25, Senin (7/4/2025) pukul 01.45 WIB.
Dalam wawancaranya bersama La Gazzetta dello Sport, Capello menyebut hanya Kenan Yildiz yang layak masuk ke tim Scudetto-nya saat melatih Juventus. Ia juga melabeli Claudio Ranieri sebagai “seniman yang diremehkan”.
Kenangan Capello: Antara Roma, Juve, dan Vatikan
Capello mengenang masa-masa manis bersama Roma di awal 2000-an. Ia memuji hubungan harmonis dengan Presiden klub saat itu, Franco Sensi.
“Saya dan Sensi cocok dalam segala hal. Di luar Scudetto, saya sangat bersyukur ketika dia mengajak saya dan istri makan malam di Vatikan,” kenangnya.
Namun, perpisahannya dengan Roma untuk menerima tawaran Juventus terasa pahit baginya. Ia mengaku tidak sempat mengucapkan selamat tinggal secara layak.
“Namun, saya sedih karena tidak mengucapkan selamat tinggal ketika saya meninggalkan Roma untuk menerima pekerjaan di Juventus. Semuanya terjadi begitu cepat,”
“Saya tak lagi merasa bahagia di Roma, dan ketika Juve menelpon, semuanya terjadi dalam semalam,”
Capello: Juve Bisa Lolos ke Liga Champions
Menurut Capello, Juventus di bawah Igor Tudor belum menunjukkan performa terbaik mereka. Ia optimis Juve bisa mengamankan tiket ke Liga Champions musim depan.
“Saya berani taruhan pizza bahwa Juventus akan lolos,”
Ia juga mengkritisi pendekatan Thiago Motta sebelumnya yang dinilainya terlalu pasif.
“Motta hanya minta pemain melakukan hal-hal mendasar. Itu membuat skuat kehilangan arah,”
Capello percaya bahwa Teun Koopmeiners dan Dusan Vlahovic masih bisa kembali ke performa terbaik mereka.
“Saya tetap yakin bahwa Teun Koopmeiners tidak bisa tetap menjadi bayang-bayang pemain hebat yang kita kagumi di bawah asuhan Gian Piero Gasperini di Atalanta. Cepat atau lambat, Koopmeiners dan Dusan Vlahovic akan kembali menjadi versi asli diri mereka sendiri,”
Kenan Yildiz, Berlian di Tengah Kekacauan
Ketika ditanya siapa pemain Juve saat ini yang layak masuk tim juaranya dulu, Capello hanya menyebut satu nama, yakni Kenan Yildiz.
“Dia (Yildiz) punya sesuatu yang berbeda. Seperti lukisan Wassily Kandinsky, nilainya akan terus naik seiring waktu. Kalau saya di Juventus, saya akan mempertahankannya mati-matian,”
Ranieri Seperti Seniman yang Diremehkan
Capello juga memuji Claudio Ranieri, pelatih veteran yang membawa angin segar ke Roma. Ia membandingkan Ranieri dengan Giorgio De Chirico, seniman yang ‘underrated’ namun punya karya abadi.
Ranieri dinilainya berhasil membangkitkan motivasi para pemain yang sempat kehilangan kepercayaan, bahkan mereka yang dicemooh oleh publik.
“Ranieri seperti Giorgio De Chirico, pelukis hebat yang sedikit diremehkan. Juventus memilih Tudor terasa seperti kembalinya seni lukis figuratif dalam seni kontemporer, yang dalam kasus Juventus berarti mengingat kembali DNA klub ini,”
“Ranieri istimewa karena ia tidak menciptakan sesuatu yang baru, ia hanya melihat kesederhanaan dan logika. Ia memotivasi para pemain dan menempatkan mereka dalam peran yang paling tepat untuk memaksimalkan karakteristik mereka,”
Tudor Kejutan Tak Terduga
Igor Tudor, pelatih Juventus saat ini, adalah mantan anak asuh Capello di era 2000-an. Capello mengaku tak melihat potensi kepelatihan Tudor saat itu.
“Dia mengejutkan saya. Mungkin dulu saya tak memahaminya sepenuhnya, karena saya sudah punya Thuram dan Cannavaro.”
Namun, kini Capello mengapresiasi pendekatan Tudor yang membawa kembali “DNA Juventus” ke dalam permainan tim.
Leave a Reply