Buffon: Juventus Kini Lebih Bersatu di Bawah Tudor, Tapi Motta Masih Punya Masa Depan Cerah

Legenda hidup Juventus dan ikon sepak bola Italia, Gianluigi Buffon, kembali angkat bicara mengenai situasi terbaru di Turin.

Dalam peran barunya sebagai delegasi timnas Italia di bawah Luciano Spalletti, Buffon tampil sebagai pundit di studio DAZN saat menyaksikan laga seru antara Roma vs Juventus yang berakhir imbang 1-1.

Namun, komentar Buffon tidak hanya soal hasil pertandingan, melainkan juga memberikan analisis mendalam mengenai perubahan atmosfer tim di bawah Igor Tudor, sekaligus dukungan moral kepada Thiago Motta, pelatih yang baru saja dipecat oleh Bianconeri.

Buffon secara jujur menggambarkan perbedaan mencolok antara Juventus di bawah Thiago Motta dan Juventus era Igor Tudor. Menurutnya, ada perubahan besar dalam bahasa tubuh dan mentalitas para pemain.

“Melihat mereka malam ini, para pemain terlihat saling memahami, punya sesuatu yang ingin dibagikan, dan mereka bergerak ke arah yang sama,” ujar Buffon.

“Sebelumnya pada musim ini, saya tidak melihat benang merah di permainan mereka. Semua tampak berjalan sendiri-sendiri, tidak ada kesatuan,”

Komentar ini memperkuat kesan bahwa Juventus selama ini kehilangan identitas dan kebersamaan, sesuatu yang kini mulai pulih bersama Tudor.

Tentang Thiago Motta: “Saya Masih Percaya pada Masa Depannya”

Meski tidak ragu mengkritik beberapa pendekatan Thiago Motta, Buffon tetap memberikan dukungan dan keyakinan terhadap karier mantan pelatih Bologna tersebut. Ia mengingatkan bahwa semua pelatih besar pasti pernah melalui fase sulit.

“Thiago punya latar belakang kuat, baik sebagai pemain maupun pelatih. Saya yakin ia akan punya karier hebat. Saya harap ini menjadi pelajaran berharga dan batu loncatan untuk menjadi lebih baik,” tegas Buffon.

Dengan membawa Bologna finis di posisi kelima Serie A musim lalu, ekspektasi terhadap Motta memang tinggi. Namun, dua kekalahan beruntun dari Atalanta dan Fiorentina cukup untuk mengakhiri masa jabatannya yang singkat di Turin.

Tudor dan DNA Juventus

Buffon melihat bahwa pengangkatan Tudor bukan hanya keputusan teknis, tapi juga emosional dan kultural. Sebagai mantan pemain dan asisten pelatih Juventus, Tudor memahami mentalitas klub.

“Dia bukan hanya membawa determinasi. Dia sudah menunjukkannya di Lazio musim lalu—energi dan aura positif yang menular ke skuad. Itu yang memang dibutuhkan oleh tim ini,” jelas Buffon.

Pergantian pelatih ini juga dianggap mengembalikan “DNA Juventus” yang sempat kabur dalam beberapa musim terakhir.

Masalah Ban Kapten: Simbol yang Tak Bisa Diabaikan

Buffon juga menyoroti keputusan kontroversial Thiago Motta yang sering mengganti kapten selama musim berjalan. Menurut Buffon, langkah ini justru menimbulkan kebingungan dan mengikis identitas tim.

“Begitu Anda masuk ruang ganti Juve, Anda akan melihat foto-foto kapten sepanjang 100 tahun sejarah klub. Itu menunjukkan pentingnya memiliki satu kapten yang menjadi titik pusat. Dalam momen sulit, Anda butuh sosok itu untuk menyampaikan pesan pelatih dan menjaga stabilitas tim.”

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*