Cinta Pada Juventus Membuat Locatelli Menderita Dua Kali Lebih Dalam

Di tengah perubahan besar di tubuh Juventus, Satu nama tetap menjadi poros stabil dan tak tergantikan, yakni Manuel Locatelli.

Di bawah arahan pelatih baru Igor Tudor, Locatelli terus menunjukkan kedewasaan, konsistensi, dan loyalitas yang luar biasa pada klub yang ia cintai.

Baru-baru ini, Locatelli mencetak gol penting saat Juventus bermain imbang 1-1 melawan Roma di Stadio Olimpico, mengakhiri puasa golnya yang telah berlangsung lebih dari 500 hari.

Tapi, seperti diungkapkan oleh agennya, Stefano Castelnovo, makna dari gol itu jauh lebih dalam dibanding sekadar angka di papan skor.

“Kami senang atas golnya, meskipun hasil akhirnya imbang. Stadion Olimpico memang membawa keberuntungan baginya. Dia juga mencetak dua gol saat Euro 2020 di tempat yang sama,” ujar Castelnovo kepada TMW.

Kesetiaan yang Tak Tergoyahkan: Hanya Juventus di Hati Locatelli

Meskipun kerap menjadi incaran banyak klub di setiap jendela transfer, Locatelli tak pernah goyah. Cinta dan keterikatannya dengan Juventus sudah menjadi bagian dari jati dirinya.

“Selalu ada minat terhadap Manu di setiap bursa transfer, tapi dia tak pernah berpikir untuk meninggalkan Juventus,” ungkap Castelnovo.

“Saat Juventus mengalami hasil buruk, dia menderita dua kali lebih dalam. Dia sangat terikat dengan warna hitam-putih itu,”

Instruksi Khusus dari Tudor: Kunci Taktikal Juventus

Di bawah Igor Tudor, peran Locatelli semakin matang dan strategis. Ia tak hanya menjadi penyeimbang, tapi juga motor penggerak permainan dari lini tengah.

“Tudor memintanya untuk bermain panjang, dan ia adalah salah satu dari sedikit pemain di Italia yang mampu melakukannya dengan baik,” jelas Castelnovo.

Locatelli bukan hanya gelandang bertahan yang melakukan pekerjaan “kotor” seperti tekel dan pressing.

Ia adalah regista modern, seseorang yang bisa mengatur tempo, menjangkau sisi lapangan dengan umpan panjang, dan mengatur arah permainan.

“Manuel adalah pemain lengkap. Ia bisa bermain dalam berbagai skema, baik sebagai Regista tunggal, box-to-box, maupun dalam duet pivot. Kecerdasan itu bukan karena kematangan usia, tapi memang sudah menjadi bakat alaminya.”

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*