Dusan Vlahovic menjadi sorotan dalam laga imbang AS Roma vs Juventus pada Senin kemarin (7/4/25), namun kali ini bukan hanya karena performanya, melainkan juga gestur-gestur emosional dan dinamika yang terjadi di lapangan.
Dari isyarat “tenang” yang ditujukan pada dirinya sendiri, hingga adu argumen dengan Timothy Weah, laga ini menyuguhkan sisi lain dari striker Serbia itu yang jarang terlihat.
Vlahovic: Aktif, Frustratif, Emosional
Sejak awal laga, Vlahovic menunjukkan energi besar. Ia terus bergerak, mencoba membuka ruang, dan aktif mencari bola. Namun, seperti dilaporkan oleh Calciomercato.com, ketajamannya tidak benar-benar muncul.
Beberapa keputusan teknis yang kurang tepat dan peluang yang tak berujung gol membuat sang striker terlihat frustrasi.
Dalam Satu momen yang terekam kamera, Vlahovic terlihat memberi isyarat “calma” (tenang) kepada dirinya sendiri, mencoba meredam emosinya yang mulai memuncak. Tapi ketegangan terus tumbuh seiring jalannya pertandingan.
Protes ke Gonzalez dan Adu Argumen dengan Weah
Ketidaksabaran Vlahovic memuncak ketika Nico Gonzalez dianggap terlalu lama melepaskan umpan. Sang penyerang tampak meneriakkan protes agar bola segera dikirimkan padanya, sebuah isyarat betapa haus golnya ia dalam laga penting ini.
Tak lama berselang, Vlahovic juga terlibat dalam perdebatan singkat dengan Timothy Weah, yang tidak mengirimkan umpan silang ke arahnya.
Perdebatan kecil itu terjadi di momen-momen tegang ketika Juventus mencoba mencari jalan menembus pertahanan Roma.
Namun, semua ketegangan itu seolah mereda ketika Manuel Locatelli mencetak gol, memberikan keunggulan bagi Bianconeri dan mendinginkan atmosfer panas di antara rekan setim.
Gestur dan ekspresi emosional seperti yang ditunjukkan Vlahovic mungkin dianggap wajar, apalagi dalam laga krusial seperti ini.
Tapi di sisi lain, hal ini juga bisa mengindikasikan tekanan besar yang tengah dirasakan sang striker, baik secara pribadi maupun dalam konteks taktik Juventus yang belum sepenuhnya mengoptimalkan potensinya.
Vlahovic jelas ingin berkontribusi lebih. Ia ingin jadi pembeda. Namun ketika peluang tak kunjung datang atau permainan tim tak mendukung pergerakannya, frustrasi pun menjadi tak terhindarkan.

Leave a Reply