Tudor Ungkap Strategi Juventus: Dengarkan Pemain, Mainkan Insting

Igor Tudor mulai menunjukkan sentuhan khasnya di Juventus. Dalam kemenangan 2-1 atas Lecce di pekan ke-32 Serie A 2024-25, pelatih asal Kroasia itu tidak hanya memetik tiga poin penting, tetapi juga memberikan wawasan menarik tentang pendekatan taktis personal dan kolaboratifnya bersama para pemain.

Tudor bukan hanya membawa formasi baru dan gaya permainan berbeda dari pendahulunya Thiago Motta, tetapi juga mengandalkan insting dan kenyamanan para pemainnya untuk membentuk tim yang lebih dinamis dan efektif.

Tanya Pemain: “Kamu Nyamannya Dimana?”

Dalam konferensi pers seusai laga, Tudor mengungkap bahwa ia bertanya langsung kepada para pemain tentang posisi dan peran yang paling mereka sukai. Strategi ini terdengar sederhana, tapi memberi hasil yang luar biasa di lapangan.

“Saya bertanya pada mereka di mana mereka merasa paling nyaman, dan saya mengikuti sensasi mereka,” kata Tudor.

Contoh nyata terlihat saat Timothy Weah dimainkan di sisi kiri, posisi yang ia sukai, sementara Andrea Cambiaso justru dimainkan di kanan sesuai naluri dan performa terbaik masing-masing.

“Timothy lebih suka bermain di sisi kiri, sementara Andrea lebih cocok di sisi kanan. Itulah cara mereka merasa paling nyaman,”

Koopmeiners Bangkit, Vlahovic Jadi Kreator

Setelah dicadangkan dalam dua laga awal, Teun Koopmeiners membayar kepercayaan pelatih dengan gol pembuka. Tudor memuji kontribusinya dan mengisyaratkan bahwa sang gelandang kini telah “kembali ke jalur yang benar”.

“Koop membutuhkan gol, ia bermain dengan baik, saya melihat kaki dan pikirannya bekerja lebih baik hari ini. Ia berada di jalur yang benar,” kata sang pelatih.

Sementara itu, Dusan Vlahovic memang tidak mencetak gol, tapi tampil luar biasa dengan dua assist penting.

“Dusan berkorban untuk tim. Dia biasa mencetak gol dari peluang seperti itu, tapi hari ini dia memberi dua assist, dan itu luar biasa,” puji Tudor.

Beda Gaya, Sama Tujuan

Tudor juga bicara soal perbedaan pendekatannya dengan Thiago Motta, meskipun ia menolak dibandingkan langsung dengan pelatih sebelumnya.

“Saya tidak suka dibandingkan dengan siapa pun, apalagi pelatih yang pernah ada di sini sebelumnya. Itu tidak sopan,” ujarnya.

Namun, Tudor tak ragu menegaskan bahwa gaya permainannya mengandalkan kecepatan, lebar lapangan, dan pressing agresif. Ia menekankan pentingnya latihan yang spesifik dan fisik yang prima untuk menunjang filosofi tersebut.

Pelajaran dari 10 Menit Terakhir

Meski mendominasi sebagian besar laga, Juventus nyaris kehilangan kendali di akhir pertandingan setelah Lecce memperkecil ketertinggalan lewat gol Federico Baschirotto.

“Kita bisa saja mengakhiri laga lebih cepat. 10 menit terakhir itu buruk. Kami jadi panik setelah mereka mencetak gol,” ujar Tudor. “Tapi saya anggap ini sebagai pelajaran.”

Juventus Menuju Empat Besar

Dengan kemenangan ini, Juventus berpeluang mengunci posisi Keempat klasemen, karena Atalanta dan Bologna, pesaing langsung saling bertemu. Sementara itu, Lazio dan Roma saling bentrok dalam Derby della Capitale.

Kondisi ini menjadi peluang besar bagi Bianconeri untuk mengamankan tiket Liga Champions, yang menjadi target utama musim ini.

Masa Depan Tudor di Juventus?

Ditanya soal masa depannya di Turin, Tudor tetap merendah namun realistis:

“Saya sangat senang bisa duduk di bangku pelatih Juventus. Tapi saya jalani hari demi hari, itu saja.”

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*