
Pelatih Juventus, Igor Tudor disebut tidak memasukkan Douglas Luiz dalam skema taktisnya.
Douglas Luiz yang merupakan salah satu rekrutan besar pada musim panas lalu kini tersingkir dari rencana teknis sang allenatore.
Dari Motta ke Tudor: Pergantian Pelatih yang Mengubah Segalanya
Musim 2024/25 ini menjadi babak penuh turbulensi bagi Si Nyonya Tua. Thiago Motta hanya bertahan delapan bulan sebelum dipecat karena performa buruk, dan Igor Tudor ditunjuk sebagai pengganti dengan filosofi yang kontras total.
Jika Motta dikenal dengan sistem 4-2-3-1 yang mengandalkan lini tengah kreatif dan peran klasik playmaker, Tudor lebih menyukai pendekatan pragmatis berbasis 3-4-2-1, formasi yang menekankan kekompakan, intensitas, dan kekuatan fisik.
Douglas Luiz: Korban Sistem Baru
Douglas Luiz datang ke Turin dari Aston Villa dalam kesepakatan besar senilai lebih dari €50 juta, termasuk pertukaran dengan Enzo Barrenechea dan Samuel Iling-Junior.
Transfer ini kala itu dianggap sebagai pernyataan ambisi dari Juventus untuk membangun lini tengah dinamis dan berkualitas.
Namun kenyataannya, sang gelandang asal Brasil belum benar-benar menemukan tempatnya di Allianz Stadium.
Cedera yang datang silih berganti memang sempat menghambat proses adaptasi, tapi situasi semakin memburuk sejak kedatangan Tudor.
Namun menurut laporan dari IlBianconero, absennya Douglas Luiz dari skuad utama bukan lagi sekadar persoalan kebugaran, melainkan keputusan taktis.
Tudor lebih memilih sosok-sosok seperti Khephren Thuram, Manuel Locatelli, dan Weston McKennie, yang menawarkan intensitas fisik dan kemampuan bertahan lebih tinggi—fitur penting dalam sistem tiga beknya.
Bukan Soal Kualitas, Tapi Soal Kesesuaian
Masalah utama Douglas Luiz bukanlah kualitas individu. Ia adalah gelandang komplet yang terbukti mampu bersaing di Premier League.
Tapi dalam sistem Tudor, yang minim ruang untuk gelandang bertipe kreatif atau distributif, peran Douglas menjadi tak relevan.
Hal ini serupa dengan nasib Francisco Conceicao, yang juga kehilangan tempat karena sistem baru Juventus tak memberi ruang bagi winger murni. Dalam skema 3-4-2-1, pemain sayap digantikan oleh wing-back dan gelandang serang yang lebih fleksibel.
Leave a Reply