
Pelatih Juventus, Igor Tudor, dengan tegas menyatakan bahwa dirinya tidak lebih rendah dari siapa pun dan mengungkap bahwa tim dalam kondisi “lubang yang dalam” saat ia pertama kali mengambil alih pada bulan Maret lalu.
Pernyataan itu disampaikan dalam konferensi pers jelang laga kandang terakhir musim 2024-25 ini melawan Udinese, seperti dikutip dari IlBianconero.
Juventus Bangkit dari Krisis Bersama Tudor
Sejak ditunjuk sebagai pelatih sementara pasca kepergian Thiago Motta, Igor Tudor langsung dihadapkan pada badai cedera, suspensi, dan performa tim yang inkonsisten. Namun pelatih asal Kroasia itu tetap menilai bahwa mereka telah bekerja keras melewati masa sulit.
“Tim berada dalam lubang yang dalam ketika saya datang,” ujar Tudor. “Sekarang mereka lebih sadar, berjuang lebih keras, dan saya bangga dengan usaha mereka,”
Meski tidak diperkuat sejumlah pemain kunci seperti Gatti, Koopmeiners, Yildiz, Cambiaso, dan Kelly, Juventus tetap berpeluang mengamankan tiket ke Liga Champions musim depan dengan menyapu bersih Dua laga terakhir.
“Saya pikir kami telah melakukan pekerjaan dengan baik meskipun ada banyak masalah,” tegas Tudor.
“Ketika Anda tidak memiliki Gatti, Koopmeiners, Yildiz, Cambiaso, Kelly, dan tim yang bermain dengan satu orang selama dua pertandingan, itu tidak mudah,”
“Kami harus selalu bersemangat dan tahu bahwa Juventus harus menang. Saya orang pertama yang menyesal, tetapi saya merasa bahwa tim telah melakukan semua yang bisa dilakukannya, mengingat situasinya,”
“Kami telah memenangkan tiga pertandingan di kandang, tetapi menurut saya tidak ada pertandingan yang mudah,”
Tidak Ada Keraguan pada Kemampuan
Dalam nada percaya diri yang kuat, Tudor mengatakan bahwa dirinya tak merasa inferior terhadap pelatih manapun, bahkan ketika masa depannya di Juventus belum jelas. Banyak laporan yang menyebutkan bahwa Antonio Conte adalah kandidat utama untuk menukangi Si Nyonya Tua mulai musim depan, 2025/26.
“Saya hidup dari hari ke hari. Tapi jika Anda tanya apakah saya merasa lebih rendah dari siapa pun, jawaban saya: tidak,”
Pernyataan ini mencerminkan mentalitas kuat dan kepercayaan diri tinggi dari Tudor, yang telah menjadi ciri khasnya sejak masa bermain hingga karier kepelatihan.
Tantangan Mental dan Psikologis di Juventus
Tudor juga menekankan pentingnya pendekatan psikologis dalam melatih tim sebesar Juventus. Menurutnya, seorang pelatih harus menjadi psikolog bagi individu dan tim.
“Seorang pelatih juga seorang psikolog, baik secara individu maupun sebagai tim,”
“Ketika Anda melatih pemain seperti Buffon, Chiellini, atau Bonucci, Anda berbicara dengan cara tertentu. Tapi ketika Anda punya skuad berbeda, cara berbicara dan pendekatannya pun berbeda,” jelasnya.
Yildiz Kembali, Tapi Tanpa Tekanan
Pemain muda andalan Juventus, Kenan Yildiz, akan kembali ke lapangan usai menjalani hukuman larangan bermain dua pertandingan karena perilaku kekerasan.
“Saya sudah bilang ke dia: jangan merasa harus menebus kesalahan. Fokus saja ke permainan dan lakukan yang terbaik. Dia tahu apa yang harus dilakukan.”
Leave a Reply