
Juventus secara resmi mengumumkan bahwa Cristiano Giuntoli tidak lagi menjabat sebagai direktur olahraga klub, mengakhiri masa baktinya yang berlangsung selama dua tahun bersama Bianconeri.
Keputusan ini diambil berdasarkan kesepakatan bersama, sebagaimana diumumkan dalam pernyataan singkat yang dirilis di situs resmi klub.
“Juventus dan Cristiano Giuntoli mengumumkan bahwa mereka telah sepakat secara bersama untuk mengakhiri kontrak kerja,” bunyi pernyataan tersebut.
“Keputusan ini diambil berdasarkan evaluasi bersama terhadap perspektif masa depan dan prioritas masing-masing pihak.”
Dua Musim Penuh Dinamika
Giuntoli bergabung dengan Juventus pada musim panas 2023 setelah sukses besar bersama Napoli, dan langsung dihadapkan pada ekspektasi tinggi untuk membangun kembali kejayaan Si Nyonya Tua.
Selama Dua musim kepemimpinannya, Juventus berhasil lolos ke Liga Champions secara konsisten, menempati posisi ketiga di Serie A musim 2023/24 dan keempat pada 2024/25.
Namun demikian, masa jabatan Giuntoli tidak lepas dari kritik. Beberapa keputusan transfer dinilai kontroversial dan menjadi bahan evaluasi para tifosi dan pengamat.
Belanja Besar, Hasil Dipertanyakan
Pada bursa transfer musim panas 2024, Juventus melakukan belanja besar-besaran dengan menggelontorkan dana lebih dari €200 juta. Nama-nama seperti Douglas Luiz (Aston Villa), Teun Koopmeiners (Atalanta), Khephren Thuram (OGC Nice), Nico Gonzalez (Fiorentina), dan kiper Michele Di Gregorio (Monza) didatangkan untuk memperkuat skuad. Meski berlabel bintang, performa kolektif tim tidak menunjukkan peningkatan signifikan.
Yang lebih disorot lagi adalah keputusan menjual Dean Huijsen ke AFC Bournemouth dengan paket transfer €18 juta. Hanya dalam waktu kurang dari setahun, bek muda jebolan akademi Juventus itu pindah ke Real Madrid dengan mahar fantastis sebesar €59 juta. Banyak yang menilai keputusan itu sebagai kesalahan strategis dalam manajemen aset pemain muda.
Pilihan Pelatih yang Gagal Total
Selain transfer pemain, Giuntoli juga menjadi tokoh utama di balik penunjukan Thiago Motta sebagai pelatih utama musim 2024/25.
Sayangnya, eksperimen itu berakhir lebih cepat dari yang diharapkan. Motta dipecat pada bulan Maret setelah gagal membawa Juventus tampil stabil, dan posisinya digantikan oleh Igor Tudor sebagai pelatih interim.
Hingga kini, Juventus masih mempertimbangkan sejumlah kandidat untuk posisi pelatih tetap musim depan. Tudor masih masuk dalam pertimbangan, meski manajemen disebut mencari opsi lain yang lebih visioner.
Restrukturisasi Manajemen: Comolli Masuk, Chiellini Naik Jabatan
Kepergian Giuntoli menjadi bagian dari restrukturisasi besar-besaran di tubuh manajemen Juventus. Klub baru saja menunjuk Damien Comolli sebagai General Manager baru, menandakan arah baru dalam tata kelola klub.
Selain itu, legenda klub Giorgio Chiellini juga mendapat peran lebih besar dalam struktur manajemen, yakni mengisi posisi Director of Football Strategy.
Dengan posisi direktur olahraga yang kosong, Juventus kini dihadapkan pada tantangan besar untuk menemukan figur tepat yang mampu memimpin proyek jangka panjang.
Klub membutuhkan sosok yang tidak hanya piawai dalam transfer pemain, tetapi juga mampu membangun identitas tim yang kuat dan berkelanjutan.
Leave a Reply