Juventus Tetap Ngebet Datangkan Tonali Meski Alami Perombakan Manajemen

Meski mengalami perubahan signifikan di level manajemen, Juventus tetap konsisten dengan rencana mereka untuk merekrut gelandang Newcastle United, Sandro Tonali, pada bursa transfer musim panas ini.

Menurut laporan dari La Gazzetta dello Sport via IlBianconero, manajemen anyar Bianconeri termasuk General Manager baru, Damien Comolli dan legenda klub Giorgio Chiellini sebagai Direktur Strategi Sepak Bola masih melanjutkan rencana lama milik Cristiano Giuntoli untuk memboyong Tonali ke Allianz Stadium.

Juve Ingin Bangun Inti Skuad Italia, Tonali Jadi Target Utama

Dengan strategi membangun inti skuad yang lebih “berdarah Italia”, nama Sandro Tonali disebut-sebut sebagai sosok ideal untuk menjadi poros lini tengah Juventus.

Klub asal Turin itu bahkan sudah mengikuti perkembangan sang pemain sejak ia masih remaja bersama Brescia, namun gagal mendatangkannya ketika Tonali memilih bergabung dengan AC Milan pada 2020.

Setelah dijual ke Newcastle United, Tonali sempat terkena skorsing akibat skandal judi ilegal. Namun kemudian ia berhasil bangkit dan tampil impresif di Premier League.

Douglas Luiz Bisa Jadi Kunci Pertukaran

Salah satu ide yang diwarisi dari era Giuntoli adalah melibatkan Douglas Luiz sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran. Gelandang asal Brasil itu memang dikabarkan bakal dilepas Juve setelah performanya kurang memuaskan musim lalu.

Juventus berharap Newcastle bisa mempertimbangkan opsi ini untuk memperkuat lini tengah mereka sambil melepas Tonali, yang saat ini disebut memiliki valuasi tak kurang dari €100 juta.

Newcastle Belum Tentu Bersedia Lepas Tonali

Meski Juventus serius mengejar, peluang merekrut Tonali tidak akan mudah. Newcastle berada dalam kondisi finansial yang sehat, apalagi setelah memastikan tiket ke Liga Champions musim depan.

Klub berjuluk The Magpies itu juga disebut masih percaya pada proyek jangka panjang bersama Tonali.

Lebih dari itu, sang pemain kabarnya ingin tetap bertahan di St. James’ Park untuk membalas kepercayaan klub yang mendukungnya selama masa sulit akibat sanksi larangan bermain.