
Kekalahan 2-5 Juventus dari Manchester City dalam laga terakhir fase grup FIFA Club World Cup tak hanya menyisakan evaluasi teknis, tapi juga drama kecil antar pemain.
Meski hasil itu tak memengaruhi kelolosan ke babak 16 besar, kekalahan besar ini memperlihatkan kurangnya kohesi saat rotasi pemain dilakukan oleh pelatih Igor Tudor.
Salah satu momen yang paling menyita perhatian terjadi antara Dusan Vlahovic dan Kenan Yildiz, Dua sosok penting Juventus.
Vlahovic Marahi Yildiz di Tengah Laga, Ravanelli Geram
Dalam pertandingan tersebut, Kenan Yildiz yang masuk dari bangku cadangan justru langsung memberi kontribusi nyata dengan menyumbang assist untuk gol kedua Vlahovic.
Namun sebelumnya, kamera menangkap momen di mana Vlahovic terlihat memarahi Yildiz karena sebuah keputusan di lapangan yang tak berjalan sesuai harapan sang striker Serbia.
Reaksi itu tidak disukai oleh Fabrizio Ravanelli, legenda Juventus yang kini aktif menjadi pundit sepak bola. Melalui wawancaranya dengan Calciomercato, ia menyebut:
“Tidak pantas melihat pemain memarahi rekan setimnya, seperti yang dilakukan Vlahovic kepada Yildiz dalam beberapa situasi. Mungkin dia terlalu egois,” ujarnya.
“Ketika kamu bermain dengan pemain kuat, kamu harus memanfaatkannya. Yildiz adalah nilai tambah besar. Memiliki dia di tim seharusnya menjadi berkah.”
Bakat Yildiz dan Pentingnya Pendekatan Kolektif
Ravanelli menyoroti bahwa Yildiz adalah talenta spesial, dan pemain sekelas Vlahovic seharusnya memupuk semangat kolektif ketimbang membiarkan emosi merusak harmoni tim. Di usia 20 tahun, Yildiz telah memperlihatkan kualitas luar biasa dan kematangan di atas rata-rata.
Sikap seperti yang ditunjukkan oleh Vlahovic, meski mungkin didorong oleh frustrasi sesaat, bisa berdampak negatif jika tidak dikendalikan.
Dalam sepak bola modern, kebersamaan dan komunikasi yang sehat menjadi elemen penting untuk meraih sukses, apalagi bagi tim yang sedang dalam masa transisi seperti Juventus.
Leave a Reply