
Juventus dilaporkan aktif mencari jalan keluar bagi striker andalannya, Dusan Vlahovic, dengan Fenerbahce muncul sebagai destinasi potensial.
Di sisi lain, nama Rasmus Højlund mencuat sebagai kandidat utama untuk menggantikan penyerang asal Serbia tersebut. Namun, pertanyaannya, apakah Højlund benar-benar pengganti yang ideal?
Vlahovic Menuju Pintu Keluar: Realistis atau Rumit?
Dusan Vlahovic saat ini menerima gaji fantastis sebesar €12 juta bersih per musim, angka yang menjadi batu sandungan dalam proses negosiasi.
Meskipun Juventus bersedia melepasnya hanya dengan €20 juta, jauh di bawah biaya transfer awal mereka, tuntutan gaji sang pemain membatasi jumlah klub yang mampu menampungnya.
Fenerbahce dikabarkan siap memenuhi sebagian persyaratan finansial Vlahovic, dan pembicaraan dengan Juventus sudah berlangsung aktif. Jika transfer ini terealisasi, maka Bianconeri harus segera mencari pengganti yang sepadan, baik secara kualitas maupun potensi jangka panjang.
Rasmus Højlund: Talenta Muda dengan Riwayat Serie A
Nama Rasmus Højlund menjadi sorotan karena riwayat suksesnya di Serie A bersama Atalanta sebelum pindah ke Manchester United. Penyerang asal Denmark itu menunjukkan performa menjanjikan di Italia, yang membuat Juventus percaya bahwa ia bisa kembali bersinar jika kembali ke lingkungan yang familiar.
Menurut laporan dari Tuttomercatoweb, Manchester United bersedia melepas Højlund pada jendela transfer musim panas ini. Bagi Juventus, ini menjadi peluang untuk mendatangkan striker muda dengan potensi besar, sekaligus melanjutkan tradisi mengembangkan pemain muda berbakat.
Risiko atau Prospek?
Meskipun Højlund memiliki masa depan cerah, performanya di Manchester United sejauh ini belum meyakinkan. Ia masih kesulitan menunjukkan konsistensi di level tertinggi, terutama dalam hal mencetak gol secara reguler, aspek yang menjadi krusial bagi Juventus jika Vlahovic hengkang.
Mengandalkan Højlund sebagai pengganti utama Vlahovic jelas mengandung risiko. Juventus membutuhkan striker yang bisa langsung memberikan dampak, bukan proyek jangka panjang semata. Jika ekspektasi terlalu tinggi, Juventus bisa kembali mengalami krisis ketajaman di lini depan, seperti yang mereka alami dalam beberapa musim terakhir.
Leave a Reply