
Striker anyar Juventus, Jonathan David diperkenalkan kepada publik dan media dalam konferensi pers perdananya pada Rabu waktu setempat.
Pemain tim nasional Kanada itu bergabung secara gratis dengan Bianconeri usai kontraknya bersama Lille berakhir, dan kini mengusung ambisi besar bersama raksasa Serie A.
“Rasanya luar biasa bisa menjadi bagian dari tim sebesar Juventus. Minggu pertama saya berjalan sangat baik, rekan-rekan setim banyak membantu saya beradaptasi,” ujar David, seperti dilansir Football-Italia.
“Berbicara dengan manajemen sangat penting bagi saya. Saya juga berbicara dengan rekan-rekan setim saya,”
Pilih Nomor Punggung 30, Terinspirasi Sosok Ayah
Dalam konferensi pers tersebut, David juga mengungkap nomor punggung barunya, yakni 30. Bukan sekadar angka, ternyata nomor tersebut punya makna personal yang dalam bagi sang pemain.
“Saya memilih nomor 30 karena itu adalah tanggal ulang tahun ayah saya,” ungkapnya sembari memamerkan jersey barunya di hadapan awak media.
Target Cetak Gol di Serie A: “Kenapa Tidak?”
Jonathan David mencetak setidaknya 25 gol dalam lima musim terakhir bersama Lille, sebuah torehan yang membuktikan konsistensinya. Namun, tantangan berbeda menantinya di Serie A, liga yang dikenal sangat taktis dan defensif.
“Saya tahu Serie A berbeda, lebih taktis dan defensif, tapi semua liga punya tantangannya. Saya hanya perlu bekerja keras. Kenapa tidak bisa mencetak banyak gol di sini juga?” ucapnya penuh optimisme.
Panutan: Drogba dan Eto’o, serta Legenda Juventus
Ketika ditanya siapa saja striker yang menginspirasinya, David menyebut dua nama besar Afrika: Didier Drogba dan Samuel Eto’o.
“Keduanya sangat berbeda, tapi saya suka gaya bermain mereka,” katanya.
Ia juga mengakui kekagumannya pada para legenda Juventus, seperti Cristiano Ronaldo, Paulo Dybala, Del Piero, dan David Trezeguet.
“Juve memiliki banyak pemain legendaris, termasuk Cristiano Ronaldo, Paulo Dybala, Alessandro Del Piero, dan David Trezeguet. Saya bahkan tidak bisa menyebutkan semuanya,” kata David.
David memulai karier sepak bolanya di Kanada, tapi akar kecintaannya pada sepak bola dimulai sejak kecil berkat sang ayah dan budaya sepak bola yang kuat di Haiti.
“Saya mulai bermain sepak bola karena ayah saya dulu bermain sepak bola, jadi itu yang pertama. Semua orang bermain sepak bola di Haiti. Ada olahraga lain di Kanada, tetapi begitulah saya memulai, dan saya ingin menjadi pemain profesional. Setiap liga memiliki tantangannya sendiri. Juventus adalah klub yang saya inginkan, jadi saya datang ke Serie A,”
Posisi dan Peran: Bermain sebagai Striker Tengah
David menegaskan bahwa ia kini tengah diposisikan sebagai penyerang tengah (centre-forward) dalam sesi latihan, meski ia siap bermain di posisi apa pun sesuai kebutuhan pelatih.
“Kami masih bekerja soal taktik, dan itu tergantung pelatih. Tapi saat ini saya bermain di posisi striker tengah,” jelasnya.
Soal Julukan “Iceman”
Julukan “Iceman” melekat pada dirinya karena karakter tenangnya di lapangan.
“Julukan itu cocok. Saya memang cukup tenang. Itu membantu saya saat berada dalam tekanan,” jelas David.
Ambisi Juara Bersama Juventus
Ketika ditanya apakah Juventus bisa bersaing untuk Scudetto musim ini, ia menjawab penuh ambisi:
“Saya pikir setiap musim punya peluang. Tentu ini liga yang sulit, tapi kamu harus punya ambisi untuk bisa meraih semuanya,”
David juga menegaskan komitmennya untuk bekerja keras dan menjadi salah satu pencetak gol terbaik di dunia.
“Saya sangat kompetitif. Seperti striker lainnya, saya suka mencetak gol. Itu inti dari permainan ini,”
“Saya memilih klub ini karena mereka memiliki ambisi yang besar, dan saya juga memiliki ambisi yang besar, jadi saya ingin bekerja keras untuk tim dan menjadi salah satu pencetak gol terbaik di dunia.”
Leave a Reply