
Dalam sejarah panjang Juventus, nama Marcello Lippi akan selalu dikenang sebagai salah satu pelatih terhebat yang pernah menukangi Bianconeri.
Ia bukan hanya membawa klub ke puncak kejayaan domestik, tetapi juga mengantar Juventus meraih gelar Liga Champions terakhir mereka pada musim 1995/1996, sebuah prestasi yang hingga kini belum mampu diulang.
Lippi dan Juventus: Era Keemasan yang Sulit Dilupakan
Marcello Lippi menjabat sebagai pelatih Juventus dalam dua periode: 1994–1999 dan 2001–2004.
Selama masa itu, ia membawa Si Nyonya Tua ke empat final Liga Champions, sesuatu yang belum pernah dicapai oleh pelatih lain dalam sejarah klub.
Namun dari keempat final tersebut, hanya satu yang berhasil dimenangkan, yakni final tahun 1996 melawan Ajax Amsterdam yang berakhir lewat adu penalti.
Kemenangan itu menjadi pilar penting dalam warisan Lippi, sekaligus mengukuhkan Juventus sebagai kekuatan Eropa sejati pada masa itu.
“Keluarga saya dan Piala Dunia adalah dua hal terbaik dalam hidup saya. Tapi Liga Champions itu memiliki rasa yang spesial, makna yang spesial, karena itu adalah kemenangan besar pertama saya,” ungkap Lippi dalam wawancara bersama Il Bianconero.
Dari Turin ke Berlin: Perjalanan Karier yang Penuh Gelar
Setelah sukses bersama Juventus, Lippi melanjutkan karier internasionalnya dengan membawa Timnas Italia juara Piala Dunia 2006 di Berlin. Sebuah pencapaian yang melengkapi kariernya dan memperkuat statusnya sebagai salah satu pelatih legendaris dunia.
Namun menariknya, Lippi menyebut bahwa Liga Champions 1996 memberikan emosi yang berbeda dibandingkan trofi dunia di Berlin:
“Setelah Liga Champions, datang final lainnya, gelar liga, Coppa Italia. Lalu tim nasional dan Piala Dunia sepuluh tahun kemudian. Tapi sepuluh tahun itu dipenuhi kemenangan. Maka, Roma (1996) memberikan emosi yang lebih intens dibandingkan Berlin (2006).”
Leave a Reply