Tudor Putuskan Coret Tiga Pemain dari Rencana Juventus Musim 2025/26

Juventus tengah bersiap menghadapi musim baru Serie A 2025/26 dengan penuh harapan di bawah arahan pelatih Igor Tudor.

Berbeda dengan Thiago Motta yang musim lalu langsung memisahkan pemain yang masuk rencana dan yang tidak sejak awal pramusim, Tudor memilih pendekatan berbeda.

Ia memberikan kesempatan yang sama kepada seluruh pemain, termasuk mereka yang baru kembali dari masa peminjaman.

Namun, setelah menjalani periode evaluasi intensif di pramusim, sang allenatore akhirnya mengambil keputusan tegas bahwa Tiga pemain dipastikan tidak masuk dalam rencana tim utama Juventus untuk musim 2025-26.

Evaluasi Pramusim: Semua Diberi Kesempatan

Sejak awal pramusim, Tudor menolak untuk langsung mencoret nama tertentu. Sebaliknya, ia mengintegrasikan semua pemain ke dalam program latihan.

Pendekatan ini memberi harapan bagi sejumlah pemain untuk membuktikan diri dan mungkin mendapatkan “kesempatan kedua” di Turin.

Bagi beberapa pemain, momen ini terasa sebagai awal baru untuk menancapkan tempat di tim utama. Namun, sepak bola pada akhirnya selalu soal seleksi dan kebutuhan taktis. Tidak semua bisa bertahan.

Tiga Pemain yang Dicoret Tudor

Menurut laporan Football Italia, Tudor sudah menyampaikan kepada manajemen Juventus bahwa ada tiga pemain yang tidak termasuk dalam rencananya musim ini, yakni:

  • Arthur Melo: Gelandang asal Brasil yang sebelumnya dipinjamkan ke Girona, gagal meyakinkan Tudor sebagai bagian dari proyek jangka panjang.
  • Facundo Gonzalez: Bek muda Uruguay ini juga belum mampu menunjukkan perkembangan signifikan untuk menembus skuad utama.
  • Tiago Djalò: Meski sempat digadang-gadang punya potensi besar, Tudor menilai eks bek Lille tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan taktiknya saat ini.

Ketiganya kini masuk daftar jual, baik melalui transfer permanen maupun peminjaman, sebelum bursa transfer ditutup awal bulan depan.

Pesan Tegas dari Tudor

Keputusan Tudor ini sekaligus menegaskan pentingnya periode pramusim. Ia dikenal sebagai pelatih yang adil, memberi kesempatan setara kepada seluruh pemain.

Karena itu, bagi mereka yang akhirnya tersingkir, sulit untuk mengeluh bahwa tidak diberi ruang membuktikan diri.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*