Rabiot Bahagia Kembali ke Allianz Stadium Lawan Juventus, tapi Bagaimana Juventini Menyambutnya?

Kepulangan Adrien Rabiot ke Allianz Stadium akhir pekan ini dipastikan menjadi salah satu sorotan utama Serie A.

Gelandang asal Prancis yang kini memperkuat AC Milan itu mengaku bahagia bisa kembali ke Allianz Stadium, markas yang ia kenal baik setelah lima tahun berseragam Juventus.

Namun, di balik kebahagiaan Rabiot, muncul pertanyaan besar: bagaimana reaksi para Juventini terhadapnya?

Rabiot Bersinar di Awal Karier Bersama Milan

Sejak bergabung dengan Rossoneri pada musim panas lalu, Rabiot tampil impresif di lini tengah.

Bermitra dengan sesama gelandang Prancis Youssouf Fofana serta maestro Luka Modric, Rabiot langsung menjadi kunci permainan Milan.

Penampilan solidnya terlihat jelas saat Milan menaklukkan Napoli dengan skor 2-1, kemenangan yang membawa tim asuhan Massimiliano Allegri itu ke puncak klasemen Serie A bersama Roma dan Partenopei.

“Saya tiba dengan kerendahan hati, bekerja keras setiap hari, dan mencoba menjadi contoh. Tim mendukung saya, dan saya sangat senang. Sejak saya datang, kami sudah menang empat kali dan hanya kebobolan satu gol,” ujar Rabiot dalam wawancara pra-laga dengan DAZN via JuventusNews24.

Antusias Jelang Kembali ke Allianz Stadium

Pertemuan Juventus vs Milan dalam laga pekan ke-6 Serie A 2025-26 di Turin pada Senin nanti (6/10) tak hanya penting bagi perburuan Scudetto, tetapi juga emosional bagi Rabiot.

Ini akan menjadi kali pertama ia kembali ke Allianz Stadium sejak kepergiannya yang kontroversial lebih dari setahun lalu.

“Saya bahagia bisa kembali ke Stadion. Kami berada di puncak klasemen, ini akan menjadi laga besar dan tentu saja saya berharap bisa menang. Saya menikmati lima tahun di sana, tapi sekarang saya fokus membawa Milan sukses,” ungkap pemain jebolan akademi PSG itu.

Fans Juventus: Sambutan Hangat atau Dingin?

Meskipun Rabiot meninggalkan Juventus dengan catatan kontribusi signifikan, hubungannya dengan fans tidak sepenuhnya harmonis.

Sebagian pendukung masih menaruh rasa kecewa terhadap cara sang gelandang meninggalkan klub.

Kontraknya habis pada musim panas 2024, namun proses negosiasi berjalan alot. Rabiot dikabarkan sempat menghilang dari pembicaraan sebelum akhirnya menerima pinangan Olympique Marseille.

Banyak yang menilai sikapnya kala itu sebagai bentuk kurang hormat kepada klub.

Rabiot sendiri menuding Cristiano Giuntoli—direktur olahraga Juventus—sebagai pihak yang membuat situasi kontrak menjadi rumit. Hal itu membuat perpisahan antara pemain dan klub berakhir dingin.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*