Legenda Juventus, Angelo Di Livio, melontarkan kritik tajam terhadap kondisi mental dan karakter beberapa pemain Bianconeri di bawah asuhan Igor Tudor.
Dalam pandangannya, ada sejumlah pemain yang belum benar-benar memahami makna dan tanggung jawab besar ketika membela klub sebesar Juventus.
Sebagai sosok yang pernah mengenakan seragam hitam-putih di era kejayaan 1990-an, Di Livio tahu betul bahwa bermain untuk Juventus bukan sekadar urusan taktik dan kualitas teknis, melainkan juga soal mentalitas, rasa hormat, dan kebanggaan terhadap lambang di dada.
Juventus dan Krisis Identitas yang Berlarut
Juventus terakhir kali menjuarai Serie A pada musim 2019/2020, dan sejak saat itu hanya mampu meraih tiga trofi minor, jauh dari standar klub yang selama satu dekade dikenal sebagai raksasa Italia.
Meski telah mendatangkan beberapa pemain berkualitas seperti Teun Koopmeiners, Jonathan David, dan Lois Openda, performa tim di bawah Tudor masih inkonsisten.
Para pemain baru memang memuji tradisi dan sejarah klub saat diperkenalkan, namun di lapangan, semangat “Juve Spirit” itu belum benar-benar terlihat.
Bianconeri masih kesulitan menunjukkan rasa lapar akan kemenangan dan karakter pantang menyerah yang dulu menjadi ciri khas tim era Antonio Conte dan Massimiliano Allegri.
Di Livio: “Beberapa Pemain Tidak Tahu Mereka Sedang di Mana”
Dalam wawancara dengan Il Bianconero, Di Livio menyampaikan pandangan jujurnya mengenai skuad Juventus saat ini.
“Tudor tahu betul apa arti Juventus. Tapi saya rasa ada pemain yang belum sadar mereka sedang bermain untuk klub sebesar ini, dan saya melihat ada rasa takut di lapangan,” ujar Di Livio.
Mantan gelandang serba bisa itu menyoroti beberapa nama, termasuk Koopmeiners, yang menurutnya tampil jauh di bawah level yang pernah ditunjukkannya di Atalanta.
“Ada pemain yang digaji tinggi seperti Koopmeiners yang tampak seperti saudara kembar dari pemain yang kita kenal di Atalanta, bukan sosok yang sama. Jonathan David dan Openda juga masih harus banyak belajar. Kalulu menurut saya tidak cocok dimainkan sebagai bek kanan, dia justru terbuang di posisi itu,” lanjutnya.
Menurut Di Livio, banyak hal yang masih perlu dibenahi oleh Tudor, baik dari sisi taktik maupun pendekatan psikologis.
“Ada banyak aspek yang perlu disentuh Igor. Saya berharap dia bisa benar-benar membangun ulang identitas tim ini. Dan untuk hari ini, saya pribadi akan menurunkan Vlahovic sejak awal. Hasil imbang melawan Milan kemarin adalah poin berharga, tapi mentalitas seperti itu masih belum sepenuhnya ada, dan itu mengejutkan.”
Komentar Di Livio mencerminkan keresahan yang juga dirasakan banyak tifosi Juventus. Tim ini kehilangan karakter pemenang yang dulu menjadi DNA mereka.
Tudor, yang baru beberapa bulan menangani tim, kini dihadapkan pada dua tugas besar, mengembalikan performa dan menanamkan mentalitas khas Juve kepada para pemain barunya.

Leave a Reply