Kemenangan 3-1 Juventus atas Udinese di pekan ke-9 Serie A bukan sekadar hasil tiga poin, melainkan simbol kebangkitan di tengah masa transisi.
Pelatih sementara, Massimo Brambilla, yang baru dua hari mengambil alih tim usai pemecatan Igor Tudor, mengungkap bagaimana ia dan staf pelatih menyusun strategi cepat demi mengembalikan semangat Bianconeri.
Brambilla, yang sebelumnya melatih tim Juventus Next Gen (Tim U-23), dipanggil mendadak pada Senin sore setelah Tudor dipecat akibat kekalahan 0-1 dari Lazio.
Dalam waktu singkat, ia harus memahami kondisi fisik para pemain, menentukan formasi, dan membangun kembali kepercayaan diri skuad yang sedang terpuruk.
“Saya hanya punya dua hari. Senin pagi saya masih bersama tim U-23, lalu sore hari langsung bergabung dengan skuad utama,” ujar Brambilla kepada DAZN.
“Saya berbicara dengan staf yang tersisa, menilai kondisi pemain, lalu kami tentukan formasi dan strategi yang harus diambil. Gol cepat di awal laga sangat membantu kami,”
Strategi Kilat dan Efek Gol Cepat
Brambilla menjelaskan bahwa fokus utamanya bukan hanya taktik, tetapi juga psikologi pemain.
Setelah serangkaian hasil buruk, Juventus membutuhkan shock therapy positif untuk memulihkan rasa percaya diri.
Awal pertandingan berjalan sempurna ketika Dusan Vlahovic sukses mengeksekusi penalti di menit kelima. Namun sebelum jeda, Nicolo Zaniolo menyamakan kedudukan untuk Udinese.
“Saya hanya ingin menanamkan kepercayaan diri dan menenangkan mereka,” lanjut Brambilla.
“Mereka tahu apa yang harus dilakukan. Gol penyama itu berpotensi merusak pertandingan, tapi kami keluar di babak kedua dengan keberanian,”
Peran Kunci Yildiz dan Fleksibilitas Serangan
Brambilla juga menyoroti performa gemilang Kenan Yildiz, yang mencetak gol penalti penutup di menit ke-96 sekaligus memastikan kemenangan 3-1.
Menurut sang pelatih, pemain muda asal Turki itu perlu diberi kebebasan di lapangan untuk mengekspresikan kreativitasnya.
“Kenan adalah pemain berbakat, dan setiap pemain seperti itu harus dibiarkan bebas mencari ruangnya sendiri,” ungkap Brambilla.
“Saya pernah melatihnya di Next Gen, dan menurut saya posisi idealnya adalah dari sisi kiri untuk memotong ke dalam dan bermain di belakang striker. Dia punya insting luar biasa dalam menemukan ruang.”
Selain Yildiz, Federico Gatti juga mencetak gol penting lewat sundulan yang membawa Juve kembali unggul 2-1 di babak kedua, memperlihatkan keseimbangan antara pengalaman dan energi muda yang menjadi ciri khas tim asuhan Brambilla.
Mentalitas dan Atmosfer Ruang Ganti
Ketika ditanya soal suasana tim setelah tiga kekalahan beruntun dan pergantian pelatih yang ketiga kalinya dalam tiga musim, Brambilla mengakui kondisi mental para pemain sempat menurun.
Namun, ia menegaskan bahwa pengalaman dan profesionalisme para pemain senior seperti Vlahovic, Locatelli, dan Gatti menjadi fondasi kebangkitan.
“Tentu suasana di ruang ganti tidak ideal,” ujar Brambilla.
“Tapi saya katakan kepada mereka: fokuslah pada permainan, karena kualitas mereka tidak hilang. Dan saya melihat kebahagiaan di mata mereka setelah pertandingan. Itu sangat berarti bagi saya,”
Sang pelatih juga menambahkan bahwa persiapan dua hari tersebut dilakukan dengan struktur mirip tim U23, bedanya hanya atmosfer dan tekanan yang jauh lebih besar.
“Kami mempersiapkan pertandingan seperti di Next Gen, hanya konteksnya yang berbeda. Tapi ketika fans mulai mendukung dari tribune, atmosfer itu luar biasa. Saya bangga.”
Langkah Selanjutnya: Menanti Spalletti
Kemenangan ini menjadi titik balik penting bagi Juventus sebelum penunjukan pelatih baru. Klub dikabarkan tengah menyiapkan kontrak bagi Luciano Spalletti, mantan pelatih Napoli yang sukses membawa Partenopei juara Serie A 2023.
Meski hanya menjabat sementara, Brambilla berhasil mengembalikan semangat kompetitif yang selama ini hilang dari Juventus. Dalam dua hari, ia bukan hanya menata taktik, tetapi juga menyatukan kembali ruang ganti yang nyaris kehilangan arah.

Leave a Reply