Kritik keras datang dari media ternama Italia, La Gazzetta dello Sport, terhadap penampilan striker Juventus, Jonathan David, usai kemenangan 3-1 atas Udinese di Allianz Stadium.
Meski tampil sebagai pemain pengganti, performa penyerang asal Kanada itu dianggap belum menunjukkan kualitas yang layak untuk kompetisi sekelas Serie A.
Kritik Pedas dari Gazzetta: “Belum Selevel Pemain Serie A”
Jonathan David masuk pada menit-menit akhir, hanya bermain sekitar 13 menit, namun cukup untuk membuat Gazzetta dello Sport menyoroti performanya secara negatif.
Jurnalis Gazzetta, Fabio Licari menulis dengan nada tajam:
“Apakah kami kejam? Tidak. Tapi gerakannya, ritmenya, dan kecepatannya belum mencapai level seorang pemain Serie A. Ia memang sempat melakukan satu sentuhan yang baik, namun banyak hal lain yang tak masuk akal,”
Dalam laporan itu, David bahkan hanya diberi rating 5,5/10, yang merupakan nilai terendah di skuad Juventus pada pertandingan tersebut.
Licari bahkan menyebut performanya lebih mirip dengan Luis Silvio, eks pemain Pistoiese di era 1980-an yang hanya mencatat enam penampilan di Italia sebelum kembali ke Brasil.
“Dia lebih mirip Luis Silvio daripada mantan pencetak gol Lille itu,”
Dari Bintang Lille ke Sorotan di Turin
Kritik ini tentu terasa ironis, mengingat Jonathan David datang ke Turin dengan reputasi besar.
Striker berusia 25 tahun itu direkrut gratis dari Lille musim panas lalu, setelah mencetak 109 gol dalam 232 pertandingan di Ligue 1, catatan yang menjadikannya salah satu penyerang muda paling produktif di Eropa.
Namun, kariernya di Juventus sejauh ini belum berjalan mulus. Dalam 411 menit di Serie A musim ini, David baru mencatat 1 gol dan 1 assist, jauh dari ekspektasi publik Bianconeri.
Spalletti Datang, Harapan Baru untuk David
Situasi bisa segera berubah bagi sang striker. Setelah pemecatan Igor Tudor, Juventus dikabarkan siap menunjuk Luciano Spalletti sebagai pelatih baru.
Kehadiran eks pelatih Napoli itu diharapkan dapat membangkitkan kembali potensi besar Jonathan David, terutama dalam sistem menyerang yang lebih terstruktur dan progresif.
Dengan gaya permainan menyerang khas Spalletti yang menonjolkan pergerakan cerdas dan umpan vertikal cepat, David berpeluang menemukan kembali ketajamannya seperti di Lille, asalkan ia mampu beradaptasi dengan intensitas dan taktik Serie A.

Leave a Reply