Luciano Spalletti memulai petualangan barunya bersama Juventus dengan cara yang mengesankan.
Dalam debutnya di Serie A bersama Bianconeri di Stadion Giovanni Zini di pekan ke-10, pelatih asal Italia itu sukses membawa timnya meraih kemenangan 2-1 atas Cremonese berkat gol dari Filip Kostic dan Andrea Cambiaso.
Meski hanya memiliki satu sesi latihan sebelum laga, Spalletti langsung menunjukkan keberanian dengan melakukan eksperimen taktik yang tidak biasa.
Hasilnya? Sebuah kemenangan penting yang mengembalikan kepercayaan diri Juventus setelah periode sulit di bawah Igor Tudor.
Perubahan Cepat Setelah Era Tudor
Setelah memecat Igor Tudor pada Senin lalu, Juventus sempat bangkit sebentar dengan kemenangan 3-1 atas Udinese di bawah pelatih interim Massimo Brambilla, menghentikan rentetan delapan laga tanpa kemenangan.
Namun, manajemen segera bergerak cepat menunjuk Luciano Spalletti pada Kamis, dan hanya dua hari kemudian sang pelatih langsung memimpin tim di laga resmi pertamanya.
Dalam pertandingan debutnya ini, Spalletti tidak bisa menurunkan beberapa pemain penting seperti Kenan Yildiz, Lloyd Kelly, Gleison Bremer, Juan Cabal, Arek Milik, dan Carlo Pinsoglio.
Meski begitu, ia berhasil menyulap struktur permainan Juventus dengan gaya khasnya — dinamis, cair, dan penuh variasi posisi.
Gol Cepat Kostic: Awal Sempurna untuk Era Baru
Era Spalletti di Juventus dimulai hanya dalam 85 detik. Umpan tumit cantik Loïs Openda ke arah Dusan Vlahovic berbelok setelah membentur Jari Vandeputte dan jatuh tepat di jalur Filip Kostic, yang dengan tenang menuntaskannya di tiang jauh.
Gol itu bukan hanya pembuka kemenangan, tapi juga kado ulang tahun ke-33 Kostic, sekaligus gol pertamanya di Serie A sejak Maret 2023, ala menghadapi Inter Milan.
Setelah gol cepat itu, Juventus terus menekan. Manuel Locatelli nyaris menggandakan keunggulan lewat tembakan mendatar keras dari tepi kotak penalti, namun kiper Emil Audero menepis bola hingga mengenai tiang.
Pertahanan Eksperimental: Koopmeiners Jadi Bek Tengah
Salah satu kejutan terbesar di laga ini adalah keputusan Spalletti menempatkan Teun Koopmeiners sebagai bek tengah dalam formasi tiga pemain bertahan. Eks Atalanta itu tampil disiplin dan piawai membangun serangan dari lini belakang, ciri khas tim-tim Spalletti.
Eksperimen ini memperlihatkan fleksibilitas taktik Juventus di bawah pelatih baru, dengan pergerakan lini tengah yang lebih dinamis dan distribusi bola lebih vertikal.
Cambiaso Pastikan Tiga Poin, Vardy Gagal Selamatkan Cremonese
Meski Cremonese sempat menekan di babak kedua, Juventus tampil lebih efektif dalam memanfaatkan peluang.
Pada menit ke-68, Francisco Conceição melakukan aksi ciamik dari sisi kanan dan mengirim umpan tarik yang gagal disapu sempurna oleh Federico Baschirotto.
Bola liar kemudian disambar Andrea Cambiaso yang melepaskan tembakan keras mengenai mistar dan masuk, membuat skor jadi 2-0.
Namun, drama belum selesai. Striker legendaris Inggris Jamie Vardy, yang kini memperkuat Cremonese, memperkecil kedudukan di menit ke-83.
Menerima umpan panjang Dennis Johnsen, ia menyalip Federico Gatti dan menaklukkan kiper Michele Di Gregorio dengan sepakan tajam ke pojok bawah gawang.
Meski Cremonese terus menekan di akhir laga, Juventus berhasil mempertahankan keunggulan hingga peluit panjang berbunyi.
Spalletti: Awal Baru, Harapan Baru
Kemenangan 2-1 ini menandai awal positif bagi Luciano Spalletti sebagai pelatih Juventus. Ia menunjukkan bahwa dalam waktu singkat pun bisa membawa perubahan nyata, baik secara taktik maupun mentalitas tim.
Dengan kombinasi intensitas tinggi, sirkulasi bola cepat, dan fleksibilitas posisi, Juventus tampak mulai menemukan identitas baru di bawah mantan pelatih Napoli dan Inter Milan itu.
Tambahan Tiga poin ini membuat Juventus naik ke posisi Lima klasemen sementara Serie A, dengan raihan 18 poin.
Skor pertandinagn: Cremonese 1-2 Juventus
Pencetak Gol:
- Kostic 2’ (Juventus)
- Cambiaso 68’ (Juventus)
- Vardy 83’ (Cremonese)

Leave a Reply