Spalletti Buka Rahasia Taktik Saat Kalahkan Cremonese dan Soroti Tekanan di Juventus

Luciano Spalletti resmi memulai petualangan barunya sebagai pelatih Juventus dengan kemenangan penting 2-1 atas Cremonese, namun bukan tanpa kejutan taktik.

Dalam laga pekan ke-10 Serie A tersebut, pelatih berpengalaman itu langsung menunjukkan sentuhannya dengan eksperimen formasi yang berani dan pendekatan taktis khas dirinya.

Meski baru satu sesi latihan bersama skuad Bianconeri, Spalletti langsung menegaskan bahwa identitas permainan Juventus akan berubah, lebih dinamis, lebih berani menguasai ruang, dan lebih kreatif di lini tengah.

Eksperimen Taktis: Koopmeiners Jadi Playmaker dari Belakang

Spalletti tetap mempertahankan skema dasar 3-5-2, tetapi dengan modifikasi signifikan:

Teun Koopmeiners dimainkan sebagai bek tengah dengan peran deep-lying playmaker.

“Setelah dua menit semua bisa melihat di mana dia bermain,” ujar Spalletti kepada Sky Sport Italia.

“Saya ingin dia mengambil posisi yang bisa memberi lebih banyak kerusakan, karena kami jarang berhasil mengalirkan bola dari kanan ke kiri dan sebaliknya. Tujuannya adalah agar Thuram sedikit lebih maju, sementara Koopmeiners masuk ke ruang itu untuk menciptakan pemain tambahan di lini tengah,”

Hasilnya?

Strategi tersebut membuat Juventus lebih fleksibel dalam membangun serangan, dan dua sayap mereka menjadi kunci kemenangan.

Filip Kostić membuka skor hanya dalam 85 detik, sementara Andrea Cambiaso menambah keunggulan di babak kedua sebelum Jamie Vardy mencetak gol hiburan untuk Cremonese.

Spalletti: “Tekanan di Juventus Itu Nyata”

Selain membahas aspek taktik, Spalletti juga menyoroti beban psikologis yang dirasakan para pemain Juventus.

“Level Juventus memberi tekanan luar biasa. Dari luar tampak seperti segalanya tersedia, tapi dari dalam, kamu baru menyadari betapa tingginya standar di sini,” ungkapnya.

“Beberapa pemain merasakannya, dan itu bisa membebani. Mereka butuh waktu untuk menyesuaikan diri, tapi saya percaya pada potensi mereka,”

Spalletti juga sependapat dengan Dusan Vlahovic, yang menyebut tim masih punya “kebiasaan buruk” dalam bertahan terlalu dalam setelah unggul.

“Kami memang sempat menurunkan tempo dan terlalu mundur setelah unggul. Itu area yang harus segera kami perbaiki,” tambahnya.

Spalletti Kembali dengan Emosi dan Gairah di Pinggir Lapangan

Meski baru kembali ke dunia klub setelah masa singkat bersama Timnas Italia, Spalletti terlihat seperti dirinya yang dulu, penuh energi dan ekspresif.

“Itu sudah jadi bagian dari diri saya,” kata Spalletti dengan senyum. “Saya selalu ingin dekat dengan tim, merasakan setiap detik pertandingan. Dari hubungan dan kepercayaan dengan pemain, tim bisa tumbuh bersama.”

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*