Meski kebutuhan akan gelandang baru sangat mendesak, Juventus ternyata masih menyimpan keraguan besar untuk merekrut Marcelo Brozovic, mantan motor permainan Inter Milan.
Sang gelandang Kroasia, yang kini memperkuat Al-Nassr di Arab Saudi, memang masuk daftar opsi.
Namun laporan dari Calciomercato.it mengungkapkan bahwa CEO Juventus, Damien Comolli, belum sepenuhnya yakin langkah ini tepat.
Krisis Lini Tengah Juventus dan Dorongan dari Spalletti
Setelah Luciano Spalletti tiba di Turin bulan lalu, kebutuhan mendatangkan gelandang baru tak bisa ditawar lagi.
Eks pelatih Napoli itu bahkan meminta reinforcement segera untuk menstabilkan performa Juventus, yang kerap kalah duel lini tengah dan kesulitan mengatur tempo permainan.
Kebutuhan ini makin terasa mengingat Juve gagal memperbaiki sektor tersebut pada bursa transfer musim panas. Nama-nama seperti Morten Hjulmand dan Pierre-Emile Højbjerg sempat masuk radar, tetapi transaksinya rumit dan mahal.
Karena itu, manajemen mempertimbangkan solusi yang lebih realistis pada Januari 2026, termasuk opsi yang tidak terlalu ideal.
Marcelo Brozovic Masuk Radar Juventus
Dalam kondisi pasar yang sulit dan ketersediaan pemain top terbatas, Juventus pun menoleh pada opsi alternatif.
Selain rumor Miralem Pjanic yang kini berstatus bebas transfer, Marcelo Brozovic muncul sebagai kandidat lain.
Beberapa faktor membuat nama Brozovic menarik untuk dipertimbangkan:
- Kontraknya di Al-Nassr berakhir akhir musim ini.
- Juventus bisa mendapatkannya gratis musim panas, atau harga murah di Januari.
- Pengalamannya di Serie A sangat kaya, terutama sebagai regista di Inter.
Namun ada satu masalah besar: keraguan Juventus terhadap kondisi dan ritme permainan Brozovic.
Mengapa Juventus Meragukan Brozovic?
Menurut laporan, usia Brozovic yang sudah 33 tahun bukan jadi masalah utama bagi Juventus.
Justru yang mencemaskan adalah:
1. Ritme Liga yang Lebih Lambat
Brozovic sudah lebih dari dua tahun bermain di Saudi Pro League, kompetisi yang intensitas, taktik, dan kecepatannya jauh di bawah Serie A.
Spalletti dan Comolli khawatir:
- Adaptasinya akan lambat
- Performa puncaknya sulit kembali
- Ia mungkin tidak siap bersaing secara fisik dan taktik di Italia, apalagi di Liga Champions
2. Risiko Transfer yang Tidak Efektif
Meski harganya murah, mendatangkan gelandang berusia 33 tahun yang lama bermain di liga lambat dinilai berisiko tinggi.
Juventus tidak ingin mengulang kesalahan merekrut pemain yang akhirnya kesulitan beradaptasi.
Apakah Juventus Akan Mencari Alternatif?
Dengan banyaknya keraguan, Juventus kemungkinan akan:
- Mencari gelandang lain pada Januari, atau
- Menunda perekrutan hingga musim panas, ketika peluang mendapatkan regista top lebih besar.
Target yang lebih muda, bertenaga, dan strategis mungkin lebih selaras dengan kebutuhan jangka panjang, terutama jika Juventus ingin kembali kompetitif di Serie A dan Liga Champions.

Leave a Reply