Khephren Thuram sempat menjadi kejutan terbesar Juventus musim lalu. Didatangkan tanpa ekspektasi sebesar Douglas Luiz atau Teun Koopmeiners, gelandang muda asal Prancis itu justru tampil sebagai pemain tengah terbaik Bianconeri pada akhir musim.
Ia berkembang menjadi gelandang box-to-box yang eksplosif, penuh keberanian, dan kerap mencetak gol penting bagi tim.
Namun, kenyataan musim ini mulai berubah. Pergantian pelatih membawa tantangan baru yang membuat masa depan Thuram kini berada pada fase krusial.
Dari Rising Star ke Masa Sulit: Apa yang Berubah?
Memulai musim ini (2025/26) dengan impresif di bawah Igor Tudor, Thuram terlihat seperti puzzle yang sempurna dalam permainan cepat dan vertikal.
Sayangnya, ketika Luciano Spalletti mengambil alih, transisi tak berjalan mulus untuk sang gelandang.
Spalletti menuntut struktur, kontrol bola, dan keputusan dengan ritme berbeda, sesuatu yang masih sulit diikuti Thuram. Bukan masalah kualitas, melainkan adaptasi taktikal. Hasilnya:
- Thuram kesulitan menemukan peran yang tepat.
- Kontribusinya menurun, terutama dalam build-up.
- Juventus mulai mempertanyakan konsistensinya.
Sementara beberapa pemain lain cepat beradaptasi dengan gaya baru Spalletti, Thuram justru tertinggal.
Juventus Mulai Mempertimbangkan Solusi Baru
Belum genap setahun tiba di Turin, Thuram kini disebut masuk daftar evaluasi. Menurut laporan Calciomercato, Juventus mulai membuka opsi menjual sang pemain bila tak kunjung membaik.
Klub menilai bahwa sektor gelandang perlu segera diseimbangkan, dan setiap pemain wajib memberikan kontribusi sesuai visi pelatih.
Jika Thuram gagal meyakinkan Spalletti dalam waktu dekat:
- Fabio Miretti berpeluang bertahan dan mendapatkan menit bermain lebih banyak.
- Juventus dapat mempertimbangkan transfer Thuram sebagai bagian dari perombakan taktik.
Waktu Thuram untuk membuktikan diri semakin terbatas, dan beberapa pekan ke depan bisa menjadi penentu kariernya di Allianz Stadium.

Leave a Reply