
Setelah musim debut yang mengecewakan, Juventus mencoba menghidupkan kembali performa Teun Koopmeiners dengan menempatkannya dalam peran yang lebih dalam di lini tengah, mirip dengan peran yang membuatnya bersinar di Atalanta.
Perubahan taktis ini diyakini dapat mengubah tidak hanya performa individu Koopmeiners, tapi juga strategi transfer klub secara keseluruhan.
Juventus Gagal Maksimalkan Koopmeiners di Musim Perdana
Didatangkan dari Atalanta dengan mahar fantastis sebesar €58,4 juta plus bonus, Koopmeiners awalnya diharapkan menjadi tulang punggung lini tengah Juventus. Namun alih-alih tampil dominan, gelandang asal Belanda itu justru gagal menunjukkan performa terbaiknya.
Koopmeiners lebih sering dimainkan sebagai trequartista atau gelandang serang di belakang striker, baik dalam formasi 3-4-2-1 maupun 4-2-3-1. Sayangnya, posisi ini tidak mengeluarkan kemampuan terbaiknya dalam membaca permainan dan mendistribusikan bola.
Solusi Tudor: Kembalikan Koopmeiners ke Posisi Natural
Menurut laporan dari La Gazzetta dello Sport, pelatih Igor Tudor kini mencoba pendekatan baru dengan menarik Koopmeiners lebih ke belakang, menempatkannya sebagai gelandang tengah yang mendikte tempo permainan bersama Manuel Locatelli.
Ini merupakan posisi yang identik dengan peranannya di Atalanta, di mana ia tampil sebagai deep-lying playmaker yang mengatur alur pertandingan.
Dalam laga uji coba melawan Reggiana, Fabio Miretti dimainkan sebagai trequartista, sementara Koopmeiners dipasangkan dengan Locatelli dalam duet double pivot. Hasilnya, aliran bola lebih stabil dan Koopmeiners terlihat lebih nyaman dengan peran barunya.
Dampak Strategis: Fokus Transfer Bergeser ke Lini Depan
Perubahan peran ini membawa konsekuensi langsung pada strategi transfer Juventus.
Dengan Koopmeiners dan Locatelli menjadi poros utama lini tengah, prioritas transfer kini bergeser ke lini serang, bukan lagi mencari gelandang tengah baru.
Meskipun ada kemungkinan Douglas Luiz dan Weston McKennie dijual, Juventus tetap lebih fokus memburu penyerang kreatif atau finisher tajam untuk melengkapi sistem baru ini.
Perubahan ini menegaskan bahwa klub mulai membangun skuad berdasarkan kekuatan yang dimiliki, bukan sekadar eksperimen formasi.
Potensi Transformasi di Musim Baru
Jika eksperimen ini sukses, Juventus tidak hanya mendapatkan kembali Koopmeiners versi terbaik, tetapi juga memiliki fondasi lini tengah yang solid.
Dengan Locatelli sebagai gelandang bertahan dan Koopmeiners sebagai pengatur permainan, Bianconeri bisa tampil lebih dominan dalam penguasaan bola dan distribusi serangan.
Leave a Reply