Jurnalis Italia Desak Tudor Mundur dari Juventus Usai Laga Membosankan Kontra Milan

Kursi pelatih Juventus kembali panas setelah hasil imbang tanpa gol melawan AC Milan akhir pekan lalu.

Kritik paling tajam datang dari jurnalis Italia, Damiano Er Faina, yang secara terbuka meminta Igor Tudor untuk mundur dari jabatannya sebagai pelatih Juventus.

Menurut Er Faina, performa Juventus di laga tersebut bukan hanya mengecewakan, tapi juga terlalu membosankan untuk ditonton, mencerminkan tim yang kehilangan arah dan ide bermain.

Lima Hasil Imbang Beruntun, Juventus Makin Kehilangan Taji

Hasil 0-0 di Allianz Stadium melawan Milan pada pekan ke-6 Serie A 2025-26 menjadi hasil imbang kelima beruntun bagi Bianconeri di semua kompetisi.

Kondisi ini membuat mereka kini tertahan di peringkat kelima klasemen Serie A, terpaut tiga poin dari Napoli dan AS Roma yang berada di puncak.

Padahal, Juventus tampil di kandang sendiri dan didukung ribuan tifosi. Namun, performa mereka di lapangan jauh dari ekspektasi.

Satu-satunya peluang nyata datang dari Federico Gatti, yang memaksa Mike Maignan melakukan penyelamatan gemilang dari jarak dekat.

Sebaliknya, Milan justru tampil lebih berbahaya di babak kedua. Christian Pulisic gagal mengeksekusi penalti, sementara Rafael Leao membuang dua peluang emas di depan gawang.

Er Faina: “Kalau Tudor Cinta Juventus, Seharusnya Dia Mundur”

Dalam program Controcalcio via TuttoJuve, Er Faina melontarkan komentar pedas terhadap performa tim dan keputusan-keputusan taktis Tudor yang dianggap keliru.

“Ini pertandingan di mana tidak ada yang terjadi untuk Juventus,” sindir Er Faina.

“Ibu saya tertidur di menit ke-30 babak pertama, dan saya iri padanya. Jika Tudor benar-benar mencintai Juventus, seharusnya dia mundur. Dia membuat fans mengalami déjà vu musim lalu bersama Thiago Motta,”

Kritik itu muncul setelah Tudor mengklaim bahwa ia tidak mendengar sorakan kekecewaan suporter karena langsung masuk ke lorong stadion setelah peluit akhir.

Pernyataan tersebut justru membuat fans semakin geram, karena dianggap mengabaikan atmosfer negatif di stadion.

Keputusan Taktis Tudor Dipertanyakan

Salah satu keputusan Tudor yang menuai banyak kritik adalah saat menarik keluar Francisco Conceicao, pemain yang justru tampil paling kreatif di laga tersebut.

Keputusan itu dianggap sebagai titik balik yang membuat Juventus kehilangan daya gedor di lini depan.

Selain itu, Er Faina juga menyoroti keterlambatan Tudor dalam melakukan pergantian pemain.

Dusan Vlahovic dan Loic Openda baru dimasukkan di penghujung laga, padahal Jonathan David tampil tidak efektif sejak awal pertandingan.

“Vlahovic masuk seperti binatang buas, dan Openda pun langsung mengubah dinamika permainan,” ujar Er Faina.

“Namun Tudor malah membiarkan mereka duduk di bangku cadangan terlalu lama. Bayangkan jika Milan mencetak gol, itu akan menjadi bencana.”

Juventus Butuh Solusi, Bukan Alasan

Dengan tren tanpa kemenangan yang terus berlanjut, tekanan terhadap Tudor semakin besar.

Para suporter dan pengamat menilai bahwa Juventus kini kehilangan identitas permainan dan ketajaman di lini depan, dua elemen yang dulu menjadi ciri khas klub.

Laga berikutnya setelah jeda internasional akan menjadi ujian krusial bagi Tudor. Jika performa Bianconeri tak juga membaik, bukan mustahil suara-suara yang meminta pengunduran dirinya akan semakin lantang.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*