Sacchi Analisis Kekalahan Juventus dari Real Madrid: “Ada Satu Obat untuk Bangkit”

Mantan pelatih legendaris AC Milan, Arrigo Sacchi memberikan analisis tajam usai Juventus tumbang 0-1 dari Real Madrid di Santiago Bernabéu pada matchday 3 Liga Champions 2025-26.

Meski kekalahan ini memperpanjang rekor tanpa kemenangan Juventus, Sacchi menegaskan bahwa situasi ini masih bisa disembuhkan asal tim tahu “obatnya”.

Kekalahan Tipis, Tapi Masalahnya Dalam

Gol tunggal Jude Bellingham menjadi pembeda pada malam di Madrid.

Hasil itu membuat Juventus kini belum pernah menang di Liga Champions musim ini, dan sudah lebih dari sebulan tanpa kemenangan di semua kompetisi, dengan tujuh laga terakhir berakhir dengan lima hasil imbang dan dua kekalahan.

“Kalau dipikir-pikir, kalah di kandang Real Madrid bukanlah aib,” tulis Sacchi dalam kolomnya di La Gazzetta dello Sport.

“Tapi kenyataannya, Juventus sudah lama tidak menang, baik di Serie A maupun Liga Chmampions. Itu tanda jelas bahwa tim sedang berada di periode sulit,”

Hanya Ada Satu Obat: Kerja Keras dan Kesadaran

Sacchi menilai bahwa Juventus dan pelatih Igor Tudor kini menghadapi momen krusial. Ia percaya tidak ada jalan pintas untuk keluar dari keterpurukan.

“Dalam situasi seperti ini, hanya ada satu obat: fokus, bekerja keras, dan sadar bahwa tim ini bisa berkembang,” ujar eks pelatih AC Milan itu dengan nada tegas.

Sacchi juga menyinggung bahwa kekalahan memalukan dari Como di Serie A sebelumnya menjadi tanda bahwa Juventus kehilangan arah permainan dan intensitas.

“Itu bukan soal taktik saja, tapi mentalitas dan keyakinan diri yang menurun,” tambahnya.

Perbedaan Level: Real Madrid vs Juventus

Meski tetap memberikan kredit atas usaha Juventus, Sacchi tidak menutup mata terhadap jurang kualitas antara kedua tim.

“Perbedaannya jelas terlihat. Real Madrid menekan dengan intensitas luar biasa dan menunjukkan kualitas teknik yang gila, terutama di akhir babak pertama,” tulisnya.

Sacchi juga memuji penampilan Michele Di Gregorio, kiper Juventus, yang berhasil menggagalkan beberapa peluang emas dari Kylian Mbappé.

“Di Gregorio tampil gemilang dalam menghalau Mbappe, yang bukan penyerang tengah favorit saya karena pergerakannya tidak sinkron dengan pemain lain di tim,”

Namun, ia menyoroti bahwa pendekatan Juventus yang terlalu bertahan membuat mereka kehilangan daya serang.

“Bermain di Bernabéu tidak pernah mudah, membuat semua orang gemetar. Juventus tampil hati-hati, bertahan rendah, dan menunjukkan karakter kuat. Tapi Real Madrid terus menekan dan pantas menang. Bellingham memberi hadiah bagi tim yang lebih dominan.”

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*