Tudor: “Juventus di Momen Sulit, Tapi Saya Tak Peduli Masa Depan Saya”

Juventus terjerumus ke dalam periode kelam setelah menelan kekalahan 1-0 dari Lazio di Stadio Olimpico dalam laga pekan ke-8 Serie A 2025-26, Senin (27/10/2025) dini hari WIB.

Hasil itu menjadi kekalahan ketiga beruntun bagi Si Nyonya Tua di semua kompetisi, memperpanjang rekor tanpa kemenangan mereka menjadi delapan laga.

Pelatih Igor Tudor tak menutupi kekecewaannya, terutama terhadap performa dua pemainnya, Andrea Cambiaso dan Jonathan David, yang dianggap berperan besar dalam gol penentu kemenangan Lazio.

Kesalahan Fatal Jonathan David dan Kritik Tajam Tudor

Tudor menyoroti blunder Jonathan David yang menjadi titik balik pertandingan.

Striker asal Kanada itu melakukan sundulan ke belakang yang justru mengarah ke Danilo Cataldi, dan dari situ Toma Basic melepaskan tembakan yang mengenai Federico Gatti hingga menaklukkan Mattia Perin.

“Saya melihat Cambiaso tidak tampil baik, karena itu Kostic langsung saya minta pemanasan. Tapi secara umum, tim sudah menunjukkan sikap yang benar sejak awal, kecuali kesalahan Johnny (Jonathan David) dan gol itu,” ujar Tudor kepada DAZN Italia.

Juventus di Titik Terendah: “Kami Selalu Kehilangan Sesuatu”

Tudor mengakui Juventus sedang berada di masa tersulit mereka musim ini. Kekalahan demi kekalahan bukan hanya karena lawan lebih baik, tapi juga karena kesalahan yang terus berulang.

“Ini momen yang buruk, sangat sulit. Kami harus tetap bersatu dan bekerja keras bersama. Kami mempersiapkan laga ini dengan baik, tapi kami selalu kehilangan sesuatu di depan gawang,” ucap pelatih asal Kroasia itu.

“Kami terus mengingatkan diri sendiri untuk tidak membuat kesalahan, tapi kesalahan itu selalu datang dan membuat kami kalah. Kami semua kecewa, tapi harus tetap bersatu.”

Krisis Gol Juventus dan Solusi yang Tak Kunjung Datang

Masalah terbesar Juventus kini adalah ketajaman lini depan. Kekalahan dari Lazio membuat mereka empat pertandingan beruntun tanpa mencetak gol, sebuah catatan terburuk sejak Maret 1991 di era pelatih Gigi Maifredi.

“Kami sudah mencoba segalanya, dua striker, empat pemain menyerang, tapi kami tetap kurang tajam di depan,” ujar Tudor.

“Ini bukan soal sistem. Jika untuk mencetak gol kami butuh empat penyerang dan untuk bertahan butuh sepuluh gelandang, maka jelas ada masalah besar,”

Rotasi Gagal dan Perubahan Posisi Tak Efektif

Tudor sempat mencoba kombinasi baru dengan Vlahovic dan David di lini depan, dibantu Francisco Conceição dari sayap dan Kenan Yildiz yang masuk di babak kedua. Namun perubahan itu tak banyak membantu.

“Kenan butuh istirahat, jadi saya mulai dengan Johnny dan Dusan karena mereka punya insting gol. Tapi kalau bola sudah masuk kotak penalti dan tak ada yang bisa menyelesaikan, maka semua usaha jadi sia-sia,” jelasnya.

Ia juga menjelaskan keputusan menukar posisi Cambiaso dan Weston McKennie di babak pertama.

“Saya melihat Andrea kesulitan menghadapi Isaksen dan tidak menjalankan peran sayap dengan baik. Jadi saya tukar perannya dengan McKennie, karena dia bisa menutup sisi itu lebih baik,”

Tudor: “Saya Tak Peduli Masa Depan Saya”

Dengan hasil buruk yang terus berlanjut, tekanan terhadap Tudor semakin meningkat. Namun pelatih berusia 46 tahun itu menegaskan dirinya tidak memikirkan nasib pribadi.

“Orang-orang terus bertanya apakah saya merasa aman atau khawatir, tapi saya tidak memikirkan diri saya sendiri. Saya tidak peduli soal masa depan saya,” tegas Tudor.

“Saya hanya peduli untuk memperbaiki tim ini, sadar akan semua masalah yang ada, dan bekerja untuk membuat situasi lebih baik. Masa depan saya? Tidak penting sama sekali.”

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*