Juventus Disebut Butuh 3-4 Pemain Top Agar Bisa Bangkit

Juventus kembali memasuki masa penuh gejolak. Pemecatan Igor Tudor menandai pergantian pelatih ketiga bagi Bianconeri sepanjang tahun 2025, memperlihatkan betapa rapuhnya stabilitas di klub yang dulu menjadi simbol dominasi sepak bola Italia.

Setelah bertahun-tahun menjadi penguasa Serie A, Juventus kini seperti kehilangan arah.

Upaya membangun ulang kejayaan yang dimulai sejak 2021 tak kunjung membuahkan hasil.

Setiap pelatih datang dengan harapan baru, namun berakhir dengan kekecewaan yang sama: performa inkonsisten, permainan tanpa identitas, dan tekanan besar dari manajemen serta suporter yang tak sabar menunggu kebangkitan.

Krisis Identitas dan Harga Mahal dari Ketidakstabilan

Juventus memang masih tim besar, tetapi aura menakutkan yang dulu melekat kini memudar.

Serangkaian perubahan pelatih membuat tim kehilangan kontinuitas taktik dan arah permainan yang jelas.

Setiap pelatih yang datang harus menghadapi masalah yang sama, yakni lini serang yang minim kreativitas, kedalaman skuad terbatas, dan transisi permainan yang lambat.

Pemecatan Tudor memperjelas dilema besar Juventus: ambisi tetap tinggi, tetapi sumber daya di lapangan tak lagi sepadan dengan ekspektasi klub sebesar mereka.

Dengan skuad yang sudah tak sekaya talenta era keemasan (2015–2018), manajemen kini berada di persimpangan, melanjutkan upaya kejar prestasi instan atau menempuh jalur rekonstruksi jangka panjang.

Massimo Mauro: “Juventus Kekurangan 3-4 Pemain Hebat”

Mantan gelandang Juventus, Massimo Mauro, mengungkapkan analisis tajam mengenai kondisi klub saat ini.

Dalam wawancaranya dengan Tuttomercatoweb, Mauro menilai masalah utama bukan hanya di kursi pelatih, tetapi pada kualitas pemain yang semakin menurun.

“Apakah Tudor korban atau penyebab? Juve sudah berjuang membangun ulang selama dua tahun. Setelah era juara 6–7 tahun lalu, mereka gagal menemukan kembali pemain selevel itu. Banyak pemain Italia bagus mereka jual demi uang,” ujar Mauro.

Ia menambahkan bahwa Juventus perlu menentukan arah dengan jelas:

“Mereka harus sepakat, apakah ingin tetap menjadi tim yang berjuang untuk Scudetto dan Coppa Italia, atau menerima posisi di antara peringkat keempat hingga kedelapan. Juve masih punya pemain bagus, tapi mereka kekurangan Tiga atau Empat pemain top untuk membuat lompatan kualitas.”

Pernyataan Mauro menggambarkan inti dari dilema Juventus saat ini, yakni ambisi besar tanpa fondasi yang cukup kuat.

Di atas kertas, tim masih memiliki nama-nama besar, tetapi dibandingkan dengan masa ketika mereka diperkuat oleh pemain seperti Buffon, Chiellini, Pirlo, dan Dybala, level kompetitif skuad sekarang jelas berbeda.

Juventus saat ini bukan lagi tim yang ditakuti, dan untuk kembali ke puncak, butuh lebih dari sekadar pergantian pelatih: mereka butuh pemain besar yang bisa bangkit.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*