Di Canio Sarankan Spalletti Terapkan Formasi 4-3-3 di Juventus: “Saatnya Hentikan Kebingungan!”

Paolo Di Canio, mantan striker Juventus yang kini menjadi analis sepak bola, memberikan saran tajam kepada Luciano Spalletti yang telah resmi ditunjuk sebagai pelatih baru Bianconeri.

Menurut Di Canio, Spalletti harus segera meninggalkan sistem tiga bek dan membangun identitas baru di Turin dengan formasi 4-3-3 yang lebih seimbang dan fleksibel.

Setelah pemecatan Igor Tudor usai kekalahan 0-1 dari Lazio, Juventus tengah berusaha keluar dari krisis delapan laga tanpa kemenangan.

Sebelum pengumuman resmi Spalletti, tim sempat dipimpin oleh Massimo Brambilla dari Juventus Next Gen, yang sukses membawa kemenangan 3-1 atas Udinese di pekan ke-9 Serie A 2025-26.

Di Canio: “Juventus Butuh Sistem yang Jelas”

Dalam wawancara dengan Sky Sport Italia via TuttoJuve, Di Canio menegaskan bahwa hanya formasi 4-3-3 yang bisa mengembalikan struktur dan kejelasan permainan Juventus.

“Kita butuh sistem yang jelas. Dengan 4-3-3, setiap pemain punya peran dan rotasi yang seimbang, dua pilihan di setiap posisi: winger, gelandang, penyerang, dan bek tengah. Sedangkan dengan tiga bek, Juventus terlalu terbatas,” ujar Di Canio.

Menurutnya, Spalletti harus membangun tim yang tidak hanya solid, tetapi juga memberi ruang bagi kreativitas di lini tengah.

“Dengan sistem ini, kamu bisa melindungi pertahanan dan sekaligus membebaskan satu gelandang untuk berkreasi. Semua pemain bisa terlibat, kecuali mungkin Filip Kostic, yang harus sedikit beradaptasi,” tambahnya.

Fokus pada Yildiz dan Pemulihan Struktur Taktis

Di Canio juga menyinggung Kenan Yildiz, pemain muda yang kerap tampil menonjol tetapi sering kali kehilangan arah karena sistem yang tidak stabil.

“Yildiz berusaha melakukan segalanya sendiri, tapi justru itu yang membuatnya bingung. Dengan 4-3-3, ia hanya perlu dua pergerakan yang pasti. Juventus harus mulai dari sana, dari kejelasan dan struktur yang sederhana,” tegasnya.

Spalletti dan Filosofi 4-3-3

Luciano Spalletti dikenal sebagai pelatih fleksibel secara taktik. Ia sempat menggunakan 4-2-3-1 di Roma dan Inter Milan, tetapi keberhasilan terbesarnya justru datang bersama Napoli dengan 4-3-3 yang membawa Scudetto pertama dalam 33 tahun.

Namun, kiprahnya bersama tim nasional Italia justru diwarnai kebingungan taktik. Spalletti sering menggunakan formasi 3-5-1-1, yang membuat permainan Azzurri kehilangan agresivitas dan arah.

Kini, jika ia resmi menukangi Juventus, Spalletti diharapkan kembali ke pakem terbaiknya, yakni 4-3-3 ofensif dengan pressing tinggi, gaya yang bisa menghidupkan kembali energi dan mental juara Bianconeri.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*