Krisis konsistensi terus menghantui Juventus. Di tahun 2025 saja, klub raksasa Serie A itu sudah mengganti tiga pelatih permanen, menandakan ketidakstabilan yang semakin mengkhawatirkan di tubuh Bianconeri.
Meski nama Juventus masih sangat disegani di dunia sepak bola Italia, kenyataannya mereka kesulitan menemukan fondasi kuat untuk kembali ke masa kejayaan, terutama sejak terakhir kali mengangkat trofi Scudetto pada 2021.
Siklus Tanpa Akhir: Masalah Konsistensi di Juventus
Pergantian pelatih yang terlalu sering membuat Juventus gagal membangun proyek jangka panjang yang solid.
Setiap manajer datang membawa filosofi dan pendekatan taktis baru, namun tidak satu pun diberi waktu cukup untuk benar-benar menanamkan sistemnya.
Akibatnya, performa tim sering naik-turun, dan upaya untuk bersaing dalam perburuan gelar Serie A selalu berujung kandas sebelum waktunya.
Era Baru Bersama Luciano Spalletti
Kini, Luciano Spalletti menjadi sosok terbaru yang dipercaya mengembalikan kejayaan Juventus.
Pelatih berpengalaman itu datang dengan reputasi besar. Spalletti permah membawa Napoli menjuarai Serie A, dan ekspektasi pun langsung menumpuk di pundaknya.
Spalletti dikenal dengan kecerdasan taktis serta kemampuan memotivasi pemain.
Tantangan utamanya di Turin adalah menyuntikkan stabilitas dan kepercayaan diri dalam skuad yang sering terguncang oleh perubahan pelatih.
Jika manajemen memberikan waktu dan dukungan penuh, proyek Spalletti bisa menjadi fondasi kebangkitan Juventus, baik di kompetisi domestik maupun Eropa.
Rampulla: “Percayalah pada Proyek, Bukan Sekadar Musim”
Mantan kiper Juventus, Michelangelo Rampulla, ikut angkat bicara soal situasi ini. Dalam wawancaranya bersama Tuttomercatoweb, Rampulla menyoroti pentingnya kesabaran dan perencanaan jangka panjang:
“Mengelola tim pemenang itu berbeda. Saya skeptis dengan manajemen saat ini, terlalu banyak ‘andai-andai’. Anda sudah memilih pelatih hebat dengan sejarah kuat, lanjutkan dengannya. Delapan bulan tak cukup untuk membangun tim juara. Harusnya dua tahun minimal. Klub besar harus berani berkata: kami mulai proyek baru untuk tiga tahun ke depan, entah lolos Liga Champions atau tidak.”
Pesan Rampulla jelas: Juventus harus berhenti berpikir jangka pendek. Stabilitas bukanlah kelemahan, tetapi kunci untuk kembali menjadi kekuatan dominan di Italia.

Leave a Reply