Juventus memberikan otoritas yang jauh lebih besar kepada pelatih anyar, Luciano Spalletti, ketimbang yang pernah dinikmati pendahulunya, Igor Tudor.
Keputusan ini menandai perubahan penting dalam strategi manajemen Bianconeri, terutama setelah gejolak internal yang sempat terjadi selama masa jabatan Tudor.
Tudor mengambil alih kursi teknis pada Maret lalu untuk menggantikan Thiago Motta yang dipecat menjelang akhir musim. Meski berhasil mencapai target utama, mengamankan tiket Liga Champions, Tudor tak pernah sepenuhnya menjadi sosok yang mendapat kepercayaan penuh dari pimpinan klub.
Relasi Retak: Dari Conte yang Gagal Didatangkan, hingga Wewenang Pelatih yang Minim
Masalah bermula ketika Damien Comolli, bersama jajaran direksi Juventus, secara terbuka berburu Antonio Conte untuk kembali ke Turin. Namun setelah gagal membawanya pulang, mereka lalu menetapkan Tudor sebagai alternatif terakhir.
Situasi ini menciptakan jarak emosional antara Tudor dan manajemen. Menurut laporan, Tudor tidak pernah mendapat tempat dalam rapat strategis terkait transfer dan perencanaan skuad.
Dengan kata lain, Tudor hanya menjadi eksekutor taktik di lapangan, bukan arsitek proyek jangka panjang.
Spalletti Diberi Kursi di Meja Keputusan, Sesuatu yang Tak Pernah Dimiliki Tudor
Semua berubah ketika Luciano Spalletti, pelatih yang pernah memenangkan Scudetto bersama Napoli, datang pada akhir Oktober.
Laporan dari Il Corriere dello Sport menyatakan bahwa Spalletti langsung diberikan pengaruh besar dalam seluruh proyek Juventus, termasuk:
- Keputusan transfer pemain masuk dan keluar
- Evaluasi perpanjangan kontrak pemain inti
- Pola rekrutmen jangka panjang di sektor akademi
- Arah identitas permainan klub
Spalletti kini akan membagi seluruh keputusan transfer secara langsung dengan Comolli, sehingga semua pergerakan di bursa pemain akan disesuaikan dengan visi taktis sang pelatih.
Transfer yang Membuka Luka Lama: Kolo Muani, Zhegrova, dan Frustrasi Tudor
Salah satu momen paling mencolok dari minimnya otoritas Igor Tudor adalah penolakan manajemen terhadap permintaan pemain yang ia ajukan.
Sumber tersebut mengingat bagaimana pelatih asal Kroasia itu bersikeras untuk membawa kembali Randal Kolo Muani, namun Comolli dan pihak klub tidak bersedia memenuhi harga final yang diminta Paris Saint-Germain.
Akibatnya, striker Prancis tersebut akhirnya bergabung dengan Tottenham pada hari terakhir bursa transfer, sementara Juventus harus puas dengan kedatangan Lois Openda, yang sejauh ini belum membuka rekening golnya untuk klub.
Striker asal Belgia itu bukan satu-satunya transfer pada deadline day yang ditentang Tudor, karena ia juga tidak menginginkan Edon Zhegrova.
Tudor bahkan telah meminta tambahan gelandang baru dan seorang bek baru, namun pihak manajemen tidak pernah memenuhi kedua permintaan tersebut.
Sebaliknya, Comolli akan berbagi setiap keputusan besar di pasar transfer bersama Spalletti, yang akan memiliki otoritas sangat besar.
Ini jelas merupakan langkah ke arah yang benar, karena setiap pemain yang datang atau pergi harus selaras dengan visi sang pelatih kepala.

Leave a Reply