
Musim 1995/96 menjadi momen bersejarah bagi Juventus saat memenangkan Liga Champions UEFA kedua mereka setelah penantian panjang sejak kemenangan pertama di musim 1984/85.
Di bawah kepemimpinan pelatih Marcello Lippi, Juventus menjelma sebagai salah Satu klub paling bergengsi di Eropa.
Perjalanan menuju kejayaan ini penuh dengan rintangan berat dan momen luar biasa yang terus dikenang hingga kini.
Perjalanan Juventus Menuju Final
Juventus memulai kampanye mereka di Liga Champions 1995/96 dengan tampil meyakinkan di fase grup. Berada di Grup C bersama Borussia Dortmund, Steaua București, dan Rangers, Bianconeri menunjukkan kualitas mereka sebagai tim elit Eropa.
Dua bintang utama mereka, Alessandro Del Piero dan Gianluca Vialli, menjadi tumpuan serangan, sementara lini tengah yang dipimpin Didier Deschamps serta pertahanan kokoh yang dijaga oleh Ciro Ferrara dan Angelo Peruzzi memastikan keseimbangan tim.
Juventus sukses menjuarai grup C dengan permainan dominan dan determinasi tinggi.
Di fase gugur, Juventus menghadapi ujian berat melawan Real Madrid di babak perempat final. Dengan perjuangan keras, Si Nyonya Tua sukses menang dengan skor agregat 2-1.
Kemudian, di semifinal, Juve menyingkirkan Nantes untuk memastikan tempat di final.
Final Epik di Stadio Olimpico, Roma
Pada 22 Mei 1996, Juventus menghadapi juara bertahan Ajax Amsterdam di Stadio Olimpico, Roma.
Ajax, yang saat itu masih diperkuat pemain-pemain bintang seperti Edgar Davids, Clarence Seedorf, dan Edwin van der Sar, merupakan lawan tangguh yang dikenal dengan gaya bermain menyerang khas Belanda.
Pertandingan berjalan ketat sejak awal. Juventus unggul terlebih dahulu melalui gol Fabrizio Ravanelli di menit ke-13. Namun, Ajax berhasil menyamakan kedudukan lewat Jari Litmanen sebelum babak pertama usai di menit 41.
Kedua tim bermain imbang 1-1 hingga waktu normal dan babak tambahan berakhir. Laga pun harus ditentukan lewat adu penalti, momen yang menjadi salah Satu bagian paling dramatis dalam sejarah Liga Champions.
Adu Penalti yang Mendebarkan
Dalam drama adu penalti, keberanian dan ketenangan para pemain Juventus diuji. Michelangelo Rampulla, kiper cadangan yang menggantikan Angelo Peruzzi yang cedera sebelumnya, menjadi pahlawan dengan menepis tendangan penalti lawan.
Sementara itu, pemain-pemain seperti Gianluca Pessotto, Ferrara, dan Vladimir Jugovic sukses menuntaskan tugas mereka.
Tendangan penalti penentu datang dari Vladimir Jugovic. Dengan tenang, Jugovic mencetak gol yang memastikan Juventus menang 4-2 dalam adu penalti, membawa Bianconeri ke puncak kejayaan Eropa.
Warisan Kemenangan
Kemenangan Juventus di Liga Champions musim 1995/96 bukan hanya tentang trofi, tetapi juga tentang era baru bagi klub. Di bawah Lippi, Juventus menjadi salah Satu tim terbaik Eropa selama dekade tersebut.
Gelar ini menjadi simbol kerja keras, strategi brilian, dan kualitas individu yang luar biasa dari para pemain. Nama-nama seperti Del Piero, Vialli, dan Deschamps terus dikenang sebagai legenda klub yang membawa Juventus kembali ke puncak Eropa.
Hingga saat ini, kemenangan di musim 1995/96 tetap menjadi salah satu pencapaian terbesar dalam sejarah Juventus. Bagi para penggemar Bianconeri, malam magis di Roma tersebut adalah kenangan abadi yang membuktikan bahwa kerja keras dan determinasi dapat membawa tim mencapai puncak kejayaan.
Musim itu tidak hanya mengukuhkan status Juventus sebagai raksasa sepak bola Eropa, tetapi juga menorehkan kisah abadi dalam sejarah Liga Champions.
Leave a Reply