Mantan gelandang Juventus, Alessio Tacchinardi, mengungkapkan kekecewaannya terhadap pernyataan Thiago Motta jelang laga semifinal Supercoppa Italiana 2024-25 melawan AC Milan.
Menurutnya, pesan yang disampaikan Motta menunjukkan kurangnya mentalitas kemenangan di dalam tim.
Juventus pun harus mengakui keunggulan AC Milan dengan skor 2-1 pada Sabtu (04/1/25) dini hari WIB.
Meski mendominasi babak pertama, gol penalti dari Christian Pulisic dan gol bunuh diri Federico Gatti di babak kedua mengantarkan Rossoneri melenggang ke babak Final melawan Inter Milan.
Pesan yang Salah Sebelum Pertandingan
Dalam konferensi pers sebelum pertandingan, Motta menyatakan bahwa dirinya tidak terobsesi untuk menang.
Pernyataan tersebut memicu kritik tajam dari Tacchinardi, yang merasa bahwa komentar itu mengirimkan pesan yang keliru kepada para pemain.
“Saya merasa tim ini tidak memiliki obsesi untuk menang,” ujar Tacchinardi kepada Sport Mediaset, seperti dilansir Football-Italia.
“Ini memecah belah para penggemar dan mantan pemain yang telah mengenakan jersey itu selama 11 tahun,”
“Saya dan mantan rekan setim saya terobsesi untuk menang, bahkan dalam permainan latihan. Jadi, mendengar Thiago Motta mengatakan hal seperti itu benar-benar mengejutkan saya.”
Warisan Mentalitas Kemenangan
Tacchinardi, yang menghabiskan 11 tahun di Turin dan mencatatkan 404 penampilan bersama Bianconeri, mengingat masa-masa di mana kemenangan adalah prioritas utama di Juventus.
Selama kariernya, ia meraih Lima gelar Serie A dan Satu trofi Liga Champions.
Baginya, mentalitas kemenangan adalah bagian tak terpisahkan dari identitas klub.
Pernyataan Motta dianggap bertentangan dengan semangat itu, yang dapat memengaruhi performa tim di lapangan.
Kritik dari Tacchinardi menyoroti tantangan besar yang dihadapi Thiago Motta sebagai pelatih Juventus.
Dengan Milan dan Inter yang akan bertemu di Final Supercoppa, Juventus harus kembali ke jalur kemenangan untuk memenuhi harapan para penggemar dan menjaga warisan klub.
Leave a Reply