
Walter Sabatini, sosok berpengalaman dalam dunia manajemen sepak bola Italia, mengungkapkan pendapat berani soal krisis yang tengah melanda Juventus.
Menurutnya, persoalan terbesar Bianconeri saat ini bukanlah taktik atau kualitas skuad, melainkan masalah psikologis dan budaya, yakni Juventus tidak terbiasa kalah.
Juventus Dalam Masa Transisi yang Sulit
Musim 2024-25 ini, Juventus kembali menghadapi kenyataan pahit. Setelah beberapa tahun penuh gejolak di bawah asuhan Massimiliano Allegri, harapan kemudian sempat membuncah dengan masuknya pelatih muda dan progresif, Thiago Motta.
Namun, kenyataannya tidak sesuai ekspektasi. Hasil yang diharapkan tidak tercapai, dan Motta akhirnya harus angkat kaki sebelum mampu membuktikan potensi sesungguhnya.
Kini, dengan musim yang hampir usai di bawah asuhan Igor Tudor, Juventus berada di posisi yang tidak biasa, terancam gagal finis di empat besar, sesuatu yang bertentangan dengan DNA klub yang dikenal sebagai simbol dominasi di sepak bola Italia.
Sabatini: “Masalah Juventus Adalah Prestise Mereka Sendiri”
Berbicara kepada Il Bianconero, Walter Sabatini memberikan analisis tajam dan menarik:
“Saya awalnya yakin Juventus akan tampil hebat bersama Motta, tapi kenyataannya tidak demikian. Mereka punya skuad bagus, dan dengan waktu mereka akan bangkit. Tapi masalah Juve terletak pada prestise, mereka bukan klub yang terbiasa kalah,”
Menurut Sabatini, tekanan internal dan ekspektasi eksternal menjadi beban besar yang membentuk krisis identitas di tubuh Juventus.
Mereka bukan hanya menghadapi masalah teknis di lapangan, tetapi juga perang psikologis karena harus menjalani musim tanpa trofi dan performa di bawah standar.
Leave a Reply