Dusan Vlahovic Mengaku Hampir Jadi Pebasket dan Idolakan Ronaldo

Striker Juventus, Dusan Vlahovic mengungkap kisah masa kecilnya yang nyaris membuatnya tak menjadi pesepak bola profesional.

Dalam sesi tanya jawab hangat bersama anak-anak fans Juventus, Vlahovic membuka lembaran masa lalu yang jarang diketahui publik.

Sesi tersebut memperlihatkan sisi personal sang bomber, dari ketertarikannya pada basket hingga alasan mengejutkan kenapa Alessandro Del Piero bukan idolanya.

Nyaris Jadi Pemain Basket, Bukan Bintang Sepak Bola

“Saya mulai bermain sepak bola saat berusia 8 tahun, tapi sebelumnya saya bermain basket sejak umur 5,” kata Vlahovic saat menjawab pertanyaan anak-anak berusia 6 hingga 11 tahun.

“Saya lebih suka olahraga daripada belajar, sedangkan ibu saya ingin saya fokus pada sekolah. Saya sempat menjalani keduanya sebelum akhirnya memilih sepak bola,”

Ronaldo Jadi Idola, Tapi Bukan Del Piero

Dalam masa pertumbuhannya, Vlahovic mengidolakan banyak bintang besar. Yang paling menonjol yaitu Cristiano Ronaldo.

“Saya punya banyak idola, tapi salah satu yang utama tentu saja Cristiano Ronaldo,” ujarnya.

Namun ketika ditanya soal legenda Juventus lainnya, ia memberikan jawaban tak terduga.

“Del Piero? Tidak, dia bukan favorit saya,” kata Vlahovic dengan jujur.

Sebaliknya, ia lebih suka menonton Lionel Messi, meskipun mengaku belum pernah melihat Maradona bermain secara langsung.

“Saya suka menonton Messi, tetapi saya tidak pernah melihat Maradona bermain,”

Bremer: Bek Paling Sulit yang Pernah Dihadapi

Meski kini jadi rekan setim, Vlahovic mengakui bahwa Gleison Bremer adalah bek tersulit yang pernah dihadapinya.

“Bek tertangguh yang pernah saya hadapi adalah Bremer. Dia yang paling menyulitkan saya,” aku sang striker, menyoroti ketangguhan bek Brasil itu saat masih menjadi lawan di lapangan.

Gol Favorit: Final Coppa Italia vs Atalanta

Ketika ditanya tentang gol favoritnya selama mengenakan seragam Juventus, Vlahovic tanpa ragu memilih gol penentu di final Coppa Italia melawan Atalanta.

“Gol pertama saya di Liga Champions juga istimewa, tapi gol ke gawang Atalanta memberi kami trofi. Itu yang pertama bagi saya bersama Juventus. Rasanya luar biasa,”

Ia juga mengenang debutnya bersama Juventus sebagai momen yang tidak akan pernah ia lupakan.

Tentang Tekanan, Masa Sulit, dan Cinta pada Italia

Vlahovic menyadari bahwa menjadi striker utama di klub sebesar Juventus membawa tekanan besar.

“Saya mencoba untuk tidak terlalu memikirkannya sebelum pertandingan, tapi semakin dekat ke laga, rasa gugup itu pasti datang,” katanya.

Namun, ia punya satu obat mujarab saat masa sulit datang, yakni mencetak gol.

“Itu adalah obat terbaik,” tegasnya.

Meskipun masa depannya di Juventus terus menjadi spekulasi dan Premier League kerap disebut sebagai tujuan potensial, Vlahovic memberikan isyarat yang bisa menenangkan hati para tifosi Juventus.

“Saya mencintai segalanya tentang Italia, mulai dari cuacanya. Ini negara terindah yang pernah saya kunjungi, tentu saja setelah negara saya sendiri.”

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*